Contoh Permasalahan Pendidikan



( 15 halaman )




BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Penididikan merupakan suatu acara yang bersifat umum bagi setiap insan dimuka bumi ini. Pendidikan tidak terlepas dari segala acara manusia. Dalam kondisi apapun insan tidak sanggup menolak imbas dari penerapan pendidikan. Pendidikan diambil dari kata dasar didik, yang ditambah imbuhan menjadi mendidik. Mendidik berarti memlihara atau memberi latihan mengenai sopan santun dan kecerdasan pikiran. Dari pengertian ini didapat beberapa hal yang bekerjasama dengan Pendidikan.
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pendidikan ialah suatu perjuangan insan untuk mengubah perilaku dan tata laris seseorang atau sekolompok orang dalam perjuangan mendewasakan insan melalui upaya pengajaran dan latihan. Pada hakikatnya pendidikan ialah perjuangan insan untuk memanusiakan  manusia itu sendiri. Dalam penididkan terdapat dua subjek pokok yang saling berinteraksi. Kedua subjek itu ialah pendidik dan subjek didik. Subjek-subjek itu tidak harus selalu manusia, tetapi sanggup berupa media atau alat-alat pendidikan. Sehingga pada pendidikan terjadi interaksi antara pendidik dengan subjek didik guna mencapai tujuan pendidikan.
Menurut wadah yang menyelenggarakan pendidikan, pendidikan sanggup dibedakan menjadi pendidikan formal, informal dan nonformal.
Pendidikan formal ialah segala bentuk pendidikan atau training yang diberikan secara terorganisasi dan berjenjang, baik bersifat umum maupun bersifat khusus. Contohnya ialah pendidikan SD, SMP, Sekolah Menengan Atas dan perguruan tinggi negeri ataupun swasta. Pendidikan Informal dalah jenis pendidikan atau training yang terdapat di dalam keluarga atau masyarkat yang diselenggarakan tanpa ada organisasi tertentu(bukan organisasi). Pendidkan nonformal ialah segala bentuk pendidikan yan diberikan secara terorganisasi tetapi diluar wadah pendidikan formal.
Pada makalah ini, akan dikaji hal-hal yang bekerjasama dengan pendidikan formal yang diselenggarakan di Indonesia.
Pada dasarnya setiap acara yang dilakukan akan menimbulkan dua macam dampak yang saling bertentangan. Kedua dampak itu ialah dampak faktual dan dampak negatif. Dampak faktual ialah segala sesuatu yang merupakan cita-cita  dari pelaksanaan acara tersebut, dengan kata lain sanggup disebut sebagai ’Tujuan’. Sedangkan dampak negatif ialah segala sesuatu yang bukan merupakan cita-cita dalam pelaksanaan kegitan tersebut, sehingga sanggup disebut sebagai hambatan atau persoalan yang ditimbulkan.
Jika insiden di atas dihubungkan dengan pendidikan, maka pelaksanaan pendidikan akan menimbulkan dampak negatif yang disebut sebagai persoalan dan hambatan yang akan dihadapi. Hal ini akan lebih tepat bila disebut sebagai permasalahan Pendidikan.
Istilah permasalahan pendidikan diterjemahkan dari bahasa inggris yaitu “problem“. Masalah ialah segala sesuatu yang harus diselesaikan atau dipecahkan. Sedangkan kata permasalahan berarti sesuatu yang dimasalahkan atau hal yang dimasalahkan. Kaprikornus Permasalahan pendidikan ialah segala-sesuatu hal yang merupakan persoalan dalam pelaksanaaan acara pendidikan.
Dari uraian di atas, sanggup disimpulkan bahwa Permasalahan Pendidikan Indonesia ialah segala macam bentuk persoalan yang dihadapi oleh program-program pendidikan di negara Indonesia. Seperti yang diketahui dalam TAP MPR RI No. II/MPR/1993 dijelaskan bahwa jadwal utama pengembangan pendidikan di Indonesia ialah sebagai berikut.
  1. Perluasan dan pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan
  2. Peningkatan mutu pendidikan
  3. Peningkatan relevansi pendidikan
  4. Peningkatan Efisiensi dan efektifitas pendidikan
  5. Pengembangan kebudayaan
  6. Pembinaan generasi muda

Adapun persoalan yang dipandang sangat rumit dalam dunia pendidikan ialah sebagai berikut.
  1. Pemerataan
  2. Mutu dan Relevansi
  3. Efisiensi dan efektivitas
Setiap persoalan yang dihadapi disebabkan oleh faktor-faktor pendukungnya adapun faktor-faktor yang menimbulkan berkembangnya 4 persoalan di atas ialah sebagai berikut.

    1. Ilmu Pengeahuan dan Teknologi (IPTEK)
    2. Laju Pertumbuhan penduduk
    3. Kelemahan guru/dosen (tenaga pengajar) dalam menangani kiprah yang dihadapinya, dan ketidakfokusan penerima didik dalam menjalani proses pendidikan (Permasalahan Pembelajaran).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan-tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut.
a.                 Memenuhi kiprah yang diberikan pada mata kuliah Pengantar Pendidikan Universitas Negeri Padang.
b.                 Sebagai bentuk perhatian Mahasiswa terhadap persoalan pendidikan yang dihadapi Indonesia.
c.                 Suatu perjuangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia.
d.                Membantu dalam membahas dan menanggulangi persoalan yang dihadapi di dalam dunia pendidikan.

1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan pendidikan ialah suatu persoalan yang sangat komplek. Apabila ditelaah lebih jauh, maka kita akan menemukan sekumpulan hal-hal rumit yang sangat susah untuk disiasati. Masalah yang dihadapi tersebut akan lebih susah jikalau saling berkait satu sama lain.
Oleh alasannya itu, di dalam makalah ini penulis akan memperlihatkan citra penting mengenai kumpulan masalah-masalah yang akan di bahas dalam makalah ini. Berikut ini ialah skema mengenai masalah-masalah yang akan dibahas.


1.4 Manfaat Penulisan Makalah
Berikut ini kan dijabarkan mengenai manfaat-manfaat yang sanggup diambil dari penulisan makalah ini.
a.       Membangun kualitas pendidikan kearah yang lebih baik.
b.      Menelaah masalah-masalah pendidikan yang dihadapi.
c.       Memberikan penemuan gres dalam menghadapi persoalan pendidikan
d.      Batu loncatan kepada pendidikan yang lebih baik.
e.       Membangun cara berguru yang lebih efektif.
Demikianlah manfaat-manfaat yang sanggup diambil dari pembutaan makalah ini.




BAB II
PERMASALAHAN PENDIDIKAN


2.1 Masalah Pokok Pendidikan
Permasalahan pendidikan merupakan suatu hambatan yang menghalangi tercapainya tujuan pendidikan. Pada penggalan ini akan dibahas beberapa hal yang merupakan permasalahan pendidikan di Indonesia. Adapun permasalahan tersebut ialah sebagai berikut.
1.      Pemerataan Pendidikan
2.      Mutu dan Relevansi Pendidikan
3.      Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Berikut ini ialah penjelasan-penjelasan mengenai 3 poin permasalahan pendidikan di atas.
2.1.1 Pemerataan Pendidikan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata pemerataan berasal dari kata dasar rata, yang berarti: 1) mencakup seluruh bagian, 2) tersebar kesegala penjuru, dan 3) sama-sama memperoleh jumlah yang sama. Sedangkan kata pemerataan berarti proses, cara, dan perbutan melaksanakan pemerataan. Kaprikornus sanggup disimpulkan bahwa pemerataan pendidikan ialah suatu proses, cara dan perbuatan melaksanakan pemerataan terhadap pelaksanaan pendidikan, sehingga seluruh lapisan masyarakat sanggup mencicipi pelaksanaan pendidikan.
Pelaksanaan pendidikan yang merata adalah  pelaksanaan jadwal pendidikan yang sanggup menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya bagi seluruh warga negara Indonesia untuk sanggup memperoleh pendidikan. Pemerataan dan ekspansi pendidikan atau biasa disebut ekspansi keempatan berguru merupakan salah satu sasaran dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Hal ini dimaksudkan semoga setiap orang mempunyai kesempatan yang sama unutk memperoleh pendidikan. Kesempatan memperoleh pendidikan tersebut tidak sanggup dibedakan menurut  jenis kelamin, status sosial, agama, amupun letak lokasi geografis.
Dalam propernas tahun 2000-2004 yang mengacu kepada GBHN 1999-2004 mengenai kebijakan pembangunan pendidikan pada poin pertama menyebutkan:
“Mengupayakan ekspansi dan pemeraatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya Manusia Indonesia berkualitas tinggi dengan peninggakatan anggaran pendidikan secara berarti“. Dan pada salah satu tujuan pelaksanaan pendidikan Indonesia ialah untuk  pemerataan kesempatan mengikuti pendidikan bagi setiap warga negara.
Dari klarifikasi tersebut sanggup dilihat bahwa Pemerataan Pendidikan merupakan tujuan pokok yang akan diwujudkan. Jika tujuan tersebut tidak sanggup dipenuhi, maka pelaksanaan pendidikan belum sanggup dikatakan berhasil. Hal inilah yang menimbulkan persoalan pemerataan pendidikan sebagai suatu persoalan yang paling rumit untuk ditanggulangi.
Permasalahan Pemerataan sanggup terjadi lantaran kurang tergorganisirnya koordinasi antara pemerintah sentra dengan pemerintah daerah, bahkan sampai tempat terpencil sekalipun. Hal ini menimbulkan terputusnya komunikasi antara pemerintah sentra dengan daerah. Selain itu persoalan pemerataan pendidikan juga terjadi lantaran kurang berdayanya suatu forum pendidikan untuk melaksanakan proses pendidikan, hal ini bisa saja terjadi jikalau kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah sentra dan tempat tidak menjangkau daearh-daerah terpencil. Kaprikornus hal ini akan menimbulkan dominan penduduk Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak sanggup mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan.
Permasalahan pemerataan pendidikan sanggup ditanggulangi dengan menyediakan kemudahan dan sarana berguru bagi setiap lapisan masyarakat yang wajib mendapat pendidikan. Pemberian sarana dan prasrana pendidikan yang dilakukan pemerintah sebaiknya dikerjakan setransparan mungkin, sehingga tidak ada oknum yang sanggup mempermainkan jadwal yang dijalankan ini.

2.1.2 Mutu dan Relevansi Pendidikan
Mutu sama halnya dengan mempunyai kualitas dan bobot. Kaprikornus pendidikan yang bermutu yaitu pelaksanaan pendidikan yang sanggup menghsilkan tenaga profesional sesuai dengan kebutuhan negara dan bangsa pada dikala ini. Sedangkan relevan berarti bersangkut paut, kait mangait, dan mempunyai kegunaan secara langsung.
Sejalan dengan proses pemerataan pendidikan, peningkatan mutu untuk setiap jenjang pendidikan melalui persekolahan juga dilaksanakan. Peningkatan mutu ini diarahkan kepada peningkatan mutu masukan dan lulusan, proses, guru, sarana dan prasarana, dan anggaran yang dipakai untuk menjalankan pendidikan.
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor terpenting yang mensugesti ialah mutu proses pembelajaran yang belum bisa membuat proses pembelajaran yang berkualitas. Hasil-hasil pendidikan juga belum didukung oleh sistem pengujian dan evaluasi yang melembaga dan independen, sehingga mutu pendidikan tidak sanggup dimonitor secara ojektif dan teratur.Uji banding antara mutu pendidikan suatu tempat dengan tempat lain belum sanggup dilakukan sesuai dengan yang diharapkan. Sehingga hasil-hasil evaluasi pendidikan belum berfungsi unutk penyempurnaan proses dan hasil pendidikan.
Selain itu, kurikulum sekolah yang terstruktur dan sarat dengan beban menjadikan proses berguru menjadi kaku dan tidak menarik. Pelaksanaan pendidikan menyerupai ini tidak bisa memupuk kreatifitas siswa unutk berguru secara efektif. Sistem yang berlaku pada dikala kini ini juga tidak bisa membawa guru dan dosen untuk melaksanakan pembelajaran serta pengelolaan berguru menjadi lebih inovatif.
Akibat dari pelaksanaan pendidikan tersebut ialah menjadi sekolah cenderung kurang fleksibel, dan tidak gampang berubah seiring dengan perubahan waktu dan masyarakat. Pada pendidikan tinggi, pelaksanaan kurikulum ditetapkan pada penentuan cakupan materi yang ditetapkan secara terpusat, sehingga perlu dilaksanakan perubahan kearah kurikulum yang berbasis kompetensi, dan lebih peka terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Rendahnya mutu dan relevansi pendidikan juga disebabkan oleh rendahnya kualitas tenaga pengajar. Penilaian sanggup dilihat dari kualifikasi berguru yang sanggup dicapai oleh guru dan dosen tersebut. Dibanding negara berkembang lainnya, maka kualitas tenaga pengajar pendidikan tinggi di Indonesia mempunyai persoalan yang sangat mendasar.
Melihat permasalahan tersebut, maka dibutuhkanlah kolaborasi antara forum pendidikan dengan banyak sekali organisasi masyarakat. Pelaksanaan kolaborasi ini sanggup meningkatkan mutu pendidikan. Dapat dilihat jikalau suatu forum tinggi melaksanakan kolaborasi dengan forum penelitian atau industri, maka kualitas dan mutu dari penerima didik sanggup ditingkatkan, khususnya dalam bidang akademik menyerupai  tekonologi industri.


2.1.3    Efisiensi dan Efektifitas Pendidikan
Sesuai dengan pokok permasalahan pendidikan yang ada selain sasaran pemerataan pendidikan dan peningkatan mutu pendidikan, maka ada satu persoalan lain yang dinggap penting dalam pelaksanaan pendidikan, yaitu efisiensi dan efektifitas pendidikan. Permasalahan efisiensi pendidikan dipandang dari segi internal pendidikan. Maksud efisiensi ialah apabila sasaran dalam bidang pendidikan sanggup dicapai secara efisien atau berdaya guna. Artinya pendidikan akan sanggup memperlihatkan hasil yang baik dengan tidak menghamburkan sumberdaya yang ada, menyerupai uang, waktu, tenaga dan sebagainya.
Pelaksanaan proses pendidikan yang efisien ialah apabila pendayagunaan sumber daya menyerupai waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Pada dikala sekarng ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia jauh dari efisien, dimana pemanfaatan segala sumberdaya yang ada tidak menghasilkan lulusan yang diharapkan. Banyaknya pengangguran di Indonesia lebih dikarenakan oleh kualitas pendidikan yang telah mereka peroleh. Pendidikan yang mereka peroleh tidak menjamin mereka untuk mendapat pekerjaan sesuai dengan jenjang pendidikan yang mereka jalani.
Pendidikan yang efektif ialah pelaksanaan pendidikan dimana hasil yang dicapai sesuai dengan rencana / jadwal yang telah ditetapkan sebelumnya. Jika rencana berguru yang telah dibentuk oleh dosen dan guru tidak terealisasi dengan sempurna, maka pelaksanaan pendidikan tersebut tidak efektif.
Tujuan dari pelaksanaan pendidikan ialah untuk menyebarkan kualitas SDM sedini mungkin, terarah, terpadu dan menyeluruh melalui banyak sekali upaya.  Dari tujuan tersebut, pelaksanaan pendidikan Indonesia menuntut untuk menghasilkan penerima didik yang memeiliki kualitas SDM yang mantap. Ketidakefektifan pelaksanaan pendidikan tidak akan bisa menghasilkan lulusan yang berkualitas. Melainkan akan menghasilkan lulusan yang tidak diharapkan. Keadaan ini akan menghasilkan persoalan lain menyerupai pengangguran.
Penanggulangan persoalan pendidikan ini sanggup dilakukan dengan peningkatan kulitas tenaga pengajar. Jika kualitas tenaga pengajar baik, bukan mustahil akan meghasilkan lulusan atau produk pendidikan yang siap untuk mengahdapi dunia kerja. Selain itu, pemantauan penggunaan dana pendidikan sanggup mendukung pelaksanaan pendidikan yang efektif dan efisien. Kelebihan dana dalam pendidikan lebih 



BERSAMBUNG





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Permasalahan Pendidikan"

Post a Comment