Contoh Pengembangan Keterampilan Advokasi

( 11 halaman )




Pengembangan Keterampilan Advokasi

Pengantar

Advokasi merupakan salah satu bentuk komunikasi persuasif, yang bertujuan untuk mensugesti pemangku kepentingan dalam pengambilan kebijakan atau keputusan. Proses advokasi ini sangat penting bagi para peneliti dalam mengkomunikasikan hasil kajian dan isu-isu penting, dilakukan dengan perencanaan strategis dengan sasaran utama yakni pengambil kebijakan dan korporasi.
Advokasi bukan revolusi, namun lebih merupakan suatu perjuangan perubahan sosial melalui semua jalan masuk dan piranti demokrasi perwakilan, proses-proses politik dan legislasi yang terdapat dalam sistem yang berlaku. Keberhasilannya diperoleh bila proses dilakukan secara sistematis, terstruktur, bersiklus dan sedikit demi sedikit dengan tujuan yang jelas, untuk mensugesti perubahan kebijakan biar menjadi lebih baik.
Keterampilan advokasi merupakan sebuah ilmu dan seni, yang tentunya sangat dipengaruhi oleh kemampuan berkomunikasi tim peneliti. Peningkatan keterampilan komunikasi sanggup membantu tim untuk meningkatkan kinerja, khususnya dalam melaksanakan advokasi.
Dalam modul ini dibahas penyelenggaraan advokasi yang direncanakan dan dilakukan dengan taktik yang sempurna antara lain dengan menetapkan tujuan, fungsi dan monitoring, menentukan siapa yang akan melaksanakan, serta perlunya melaksanakan membuatkan jaringan untuk melaksanakan advokasi.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul ini, akseptor diharapkan sanggup lebih memahami keterampilan advokasi yang diharapkan dalam penyampaian hasil penelitian kepada pemangku kepentingan dan pengambil keputusan.
Tujuan Pembelajaran Khusus
Setelah mempelajrai modul ini, akseptor akan:
  1. Memahami langkah-langkah kegiatan advokasi
  2. Memahami laba dari jaringan (networking) dalam kegiatan advokasi
  3. Mampu mengidentifikasi jenis kebijakan dan keterampilan advokasi yang mendukung


1. Kerangka Kerja Advokasi
  • Perencanaan
Bagian terpenting dari advokasi yakni aspek perencanaannya. Sebuah perencanaan lengkap yang kita sebut sebagai kerangka kerja (framework) advokasi yang mancakup hasil analisis perkara sesuai isu, aktivitas, dan situasi yang mempunyai tugas dalam suatu advokasi. Kerangka kerja ini sangat diharapkan mengingat advokasi merupakan jalinan interaksi dari aneka macam pihak, acara dan situasi. Kerangka kerja advokasi terdiri dari beberapa kegiatan, yaitu:
  1. Identifikasi dan memahami masalah, yang akan diangkat menjadi informasi strategis. Kriteria penentuan informasi strategis meliputi:
    1. masalah yang paling prioritas dirasakan oleh stakeholder lokal dan menerima perhatian publik dikaitkan dengan hasil penelitian,
    2. masalahnya mendesak (aktual) dan sangat penting untuk diberi perhatian segera, kalau tidak diatasi akan segera berakibat fatal di masa depan,
    3. relevan dengan masalah-masalah nyata dan positif yang dihadapi oleh masyarakat (sedang hangat atau sedang menjadi perhatian masyarakat).
Daftar tolok ukur analisa informasi strategis:
  1.  
    1. Aktual : apakah informasi ini sedang jadi sentra perhatian?
    2. Urgensi : apakah informasi ini mendesak?
    3. Relevansi : apakah informasi ini sesuai kebutuhan?
    4. Dampak positif : apakah informasi ini sesuai dengan visi & misi kita?
    5. Kesesuaian: dapatkah konstituen kita berpartisipasi dalam informasi ini?
    6. Sensitivitas: apakah informasi ini kondusif dari dampak sampingan?
       
  2. Pemanfaatan data sebagai materi advokasi
Dalam tahap ini dilakukan pula pengumpulan dan analisis data untuk sanggup mengidentifikasi dan menentukan problem serta dikembangkan dalam tujuan advokasi, menciptakan pesan, memperluas basis proteksi dan mensugesti pembuat kebijakan. Data hasil riset akademik yang dilakukan mendukung pelaksanaan kegiatan advokasi, terutama untuk memperoleh citra umum wacana situasi problematik, keadaan sarana prasarana, dan kebijakan yang berlaku termasuk kebijakan anggaran. Kegaitan advokasi juga ditunjang oleh pakar secara akademis sehingga menghasilkan daya dorong besar lengan berkuasa sebab akan bersifat mendesak kepada stakeholder (isunya terbukti merupakan kepentingan publik) sekaligus sahih secara ilmiah.
 
  1. Tentukan tujuan advokasi
Penentuan tujuan diharapkan fokus pada satu tujuan kunci, yang merupakan pernyataan apa saja impian yang ingin dicapai dengan melaksanakan advokasi, baik dalam hal kebutuhan-kebutuhan kepada pembuat kebijakan maupun hasil-hasil jangka menengah. Tujuan merupakan penyataan umum wacana apa yang diharapkan dan akan dicapai dalam jangka panjang (tiga hingga lima tahun), disusun dengan prinsip SMART: Specific, Measurable, Achievable, Relevant, Time-bound

4.      Identifikasi sasaran audiens
Penentuan ini juga berkaitan dengan permasalahan yang ingin diatasi oleh komunikator melalui advokasi. Target audiens atau komunikan bisa merupakan kelompok-kelompok yang mewakili masyarakat umum ataupun yang mewakili pemuka masyarakat atau pengambil kebijakan.
Siapa pemain drama kunci potensial, kita perlu melaksanakan analisis kepentingan mereka dan tingkat pengaruhnya. Sehingga menghasilkan matriks siapa-siapa yang mendukung, sanggup diyakinkan, mungkin akan menentang, dan harus dinetralkan.
 
  1. Analisis SWOT
Metode perencanaan taktik memakai analisis SWOT: Strengths, Weaknesses, Opportunities, Threats yang dirancang untuk membantu mengidentifikasi kekuatan internal, kelemahan organisasi atau kelompok dalam hubungannya dengan peluang dan bahaya yang ditemui dalam pelaksanaan kerja.

  1. Identifikasi peluang kerjasama :
Organisasi / grup yang sanggup menjadi patner:
    1. Institusi/organisasi atau individu yang mempunyai komitmen terhadap tujuan yang sama
    2. Pengalaman dalam hal komunikasi (communication specialist)
Peluang kerjasama ini dimaksudkan untuk membangun konstituen dalam hal mendukung keberhasilan advokasi. Semakin besar basis dukungan, semakin besar peluang keberhasilan. Kita perlu membangun aliansi dengan aneka macam kelompok dan memanfaatkan aneka macam media, antara lain membangun jejaring dengan organisasi melalui kegiatan-kegiatan bersama, pertemuan publik, media-media sosial, serta memakai jaringan berbasis internet.
 
  1. Agenda/aktivitas advokasi dan mengumpulkan/menyusun dokumen planning strategi
Penyusunan agenda kegiatan secara detail, terdiri:
    1. Rencana implementasi : tujuan yang akan dicapai per kegiatan, waktu pelaksanakan, melaksanakan apa oleh siapa, serta informasi yang mendukung
    2. Mengembangkan pesan dan menentukan jalan masuk komunikasi
    3. Anggaran kegiatan, sumber daya diharapkan untuk pengembangan dan penyebaran materi, perjalanan anggota tim peneliti untuk bertemu dengan pembuat keputusan dan menghasilkan dukungan, biaya komunikasi, dan keperluan logistik lainnya.
 





BERSAMBUNG





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Pengembangan Keterampilan Advokasi"

Post a Comment