Contoh Analisis Film 3600 Detik

( 7 halaman )




Laporan Analisis :
1.    Sinopsis Film 3600 Detik
Perubahan ialah hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan. Hanya ada 2 kemungkinan, perubahan bisa membawa kearah yang lebih baik atau sebaliknya lebih buruk. Tergantung bagaimana penerapannya. 
Namun Sandra (shae) mendadak berubah secara drastic dalam hidupnya. Semula, Sandra ialah anak dewasa yang sempurna. Cantik, mempunyai keluarga harmonis, keuangan tak pernah kurang, dan mempunyai banyak sahabat – sahabat yang baik. Sandra merupakan anak tunggal yang sangat dekat dengan ayahnya (ponco buwono), karena sang ibu (wulan guritno) yang disibukkan dengan pekerjaannya sebagai perempuan karir.
Sayang, jalan hidup berkata lain. Sandra harus mencicipi getirnya perceraian Papa dan Mamanya yang berdampak jelek baginya. Sang ayah memutuskan untuk pergi dan meninggalkan Sandra pada mamanya. Sang ibu harus menyesuaikan diri terhadap kekerabatan mereka yang semula kurang akrab.
Untuk memperlihatkan kemarahannya, Sandra mengecat rambutnya menjadi merah. Kini sahabatnya pun pergi meninggalkan Sandra dan tidak ada orang yang  mau berteman dengan Sandra. Kebiasaannya pun berubah. Ia bukan lagi anak manis dengan keluarga yang harmonis. Sang Ibu mencoba memperbaiki keadaan dan mengajak Sandra pindah ke luar kota.
Hari pertama disekolah baru, Sandra sudah mendapat persoalan dengan gurunya. Tetapi Sandra bertemu seorang sahabat bernama Leon (Stefan William), seorang juara kelas yang sangat bersahabat. Biasanya, kebanyakan orang takut dengan Sandra yang ketus dan urakan. Biasanya, rambut merah Sandra menciptakan orang lain memandangnya aneh. Tapi, Leon berbeda. Leon menawarkan Sandra pertemanan.
Meskipun diawalnya Sandra merasa terganggu dengan kehadiran Leon, namun lambat laun kondisi berubah. Leon membawa Sandra pada petualangan gres yang seru. Kenakalan - kenakalan yang dibentuk Sandra menciptakan Pak Doni menugaskan Leon mengawasi Sandra dan membuat jadwal harian di mana Sandra dan Leon harus berguru bersama.
Seiring dengan berjalannya waktu, Sandra dan Leon semakin dekat. Sandra memberi warna gres di hidup Leon yang semula terasa datar. Leon membantu Sandra menjadi lebih baik. Ketika semuanya terasa mulai membaik, tiba-tiba Leon menghilang dan tidak bisa dihubungi. Yang lebih parahnya lagi, Leon ternyata menyimpan sebuah diam-diam besar dan Sandra tidak pernah mengetahuinnya


2.    Landasan Teori
Menurut teori behavioristik, belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antara stimulus dan respon. Dengan kata lain, belajar merupakan bentuk perubahan yang dialami seseorang dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi stimulus dan respon. Behaviorisme berlandaskan perilaku yang dapat diamati dan diukur. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah laku. Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Penguatan adalah apa saja yang dapat memperkuat timbulnya respon. Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat, begitu juga bila penguatan dikurangi (negative reinforcement) respon pun akan tetap dikuatkan.
Kondisi belajar merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang baik, begitu pula sebaliknya. Dalam teori Behavioristik proses belajar merupakan perolehan pengalaman dari luar (eksternal), faktor dari dalam (internal) sipe belajar tidak banyak berpengaruh.
Macam Teori-Teori Belajar Behaviorisme
·        Teori Koneksionisme (Edward Lee Thorndike)       
Menurut
Thorndike, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus yaitu apa saja yang dapat merangsang terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat indera. Sedangkan responya itu interaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang juga dapat berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/ tindakan. Dari defenisi ini maka menurut Thorndike perubahan tingkah laku akibat dari kegiatan belajar itu dapat berwujud kongkrit yaitu yang dapat diamati, atau tidak kongkrit yaitu yang tidak dapat diamati.
·        Teori Classic Conditioning (Ivan Petrovich Pavlov)          
Eksperimen
Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dapat diketahui bahwa daging sebagai makanan anjing yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan. Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa iadi kendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.
·        Teori Kontiguitas Conditioning (Edwin R Guthrie)
Dijelaskan
bahwa hubungan antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam kegiatan belajar perserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus agar hubungan antara stimulus dan respon bersifat tetap. Ia juga mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut. Dalam teori ini Guthrie mengasosiasikan rangsangan dan respon secara tepat, sehingga untuk penerapan teori ini dalam proses belajar mengajar dikelas adalah : Guru harus mengarahkan performa siswa, membaca atau mencatat sebagai perangsang siswa untuk menghafal, Dalam hal ini Guru dalam mengelola kelas dianjurkan tidak memerintahkan secara langsung, akan tetapi memberikan stimulus yang berakibat munculnya prilaku sebagai respon dari siswa.
·        Teori Operant Conditioning (Burrhus Frederic Skinner)   
Menurut
Skinner, hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi dalam lingkungannya, yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah laku. Teori Skinnerlah yang paling besar pengaruhnya terhadap perkembangan teori belajar behavioristik. Model pembelajaran seperti Teaching Machine, pembelajaran berprogram, modul dan program-program pembelajaran lain yang berpijak pada konsep hubungan stimulus-respon serta mementingkan faktor-faktor penguat (reinforcement), merupakan program-program pembelajaran yang menerapkan teori belajar yang kemampaun yang membutuhkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti: kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini dikemukakan oleh Skinner.

3. Hasil Analisis
·        Kondisi Belajar terdapat 2 macam, yaitu :
1.      Kondisi Eksternal
Sandra ialah putri dari pasangan yang tidak harmonis, ayahnya menceraikan ibunya dan pindah ke luar negeri. Sedangkan ibunya sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai eksekutif di sebuah perusahan. Sehingga Sandra kurang perhatian dari kedua orang tuanya, hal itu menciptakan Sandra menjadi anak yang nakal. Sandra pergi ke diskotik setiap malam, membolos sekolah, dan menghamburkan - menghamburkan uang. Sandra ialah anak yang mengalami broken home, sampai mengakibatkan penurunan prestasi diikuti penurunan nilai moralnya. Semenjak broken home Sandra berpenampilan yang tidak mencerminkan seorang pelajar, menyerupai berambut merah, tindikan di hidung, baju ketat, berpenampilan awut-awutan dan tidak sopan terhadap yang lebih renta termasuk orang tuanya sendiri. Sandra mendapat donasi dari luar/eksternal dalam proses belajarnya. Sandra mendapat donasi dari guru dan Leon salah satu teman/ sahabat yang sangat dekat dengannya. Sandra mempunyai guru yang sangat baik dan bertanggung jawab. Gurunya pun tidak ingin mengeluarkan Sandra dari sekolah walaupun Sandra sering melanggar peraturan sampai Sandra menjelma lebih baik. Leon seorang sahabat Sandra pun ikut serta dalam proses berguru dan perubahan tingkah laris Sandra. Leon menjadi guru privat Sandra sampai prestasinya meningkat dan perilakunya lebih baik. Leon juga mengatakan teladan yang baik dalam proses pembelajaran menyerupai melarangnya mencontek.

2.      Kondisi Internal
Seperti ditulis sebelumnya, kondisi internal tidak banyak kuat dalam teori Behaviorisme. Semenjak bertemu dengan Leon sahabatnya, Sandra lebih termotivasi dan berminat untuk belajar.Sandra termotivasi secara ekstrinsik, karena motivasi tersebut tiba dari Leondan imbas terhadap kemauannya untuk belajar.Sandra merasa ada orang yang memperhatikannya semenjak bertemu Leon, sementara ibu Sandra sibuk dengan pekerjaannya sendiri. Itu mendorongnya secara Internal untuk melaksanakan proses belajar, baik akademik maupun moral. Kondisi fisik dan kecerdasannya pun cukup baik sehingga tidak sulit bagi Sandra untuk memperoleh hasil berguru yang baik.






BERSAMBUNG





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Analisis Film 3600 Detik"

Post a Comment