Contoh Teori Organisasi Pengambilan Keputusan

( 15 halaman )




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.          Latar Belakang
Setiap organisasi, baik dalam skala besar maupun kecil, terdapat terjadi perubahan-perubahan kondisi yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal organisasi. Dalam menghadapi perkembangan dan perubahan yang terjadi maka dibutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan tepat. Proses pengambilan keputusan yang cepat dan sempurna dilakukan semoga roda organisasi beserta manajemen sanggup berjalan terus dengan lancar
     Pengambilan keputusan tersebut dilakukan oleh seorang manajer atau administrator. Kegiatan pembuatan keputusan meliputi pengindentifikasian masalah, pencarian alternatif penyelesaian masalah, penilaian daripada alternatif-alternatif tersebut, dan pemilihan alternatif keputusan yang terbaik. Kemampuan seorang pimpinan dalam menciptakan keputusan sanggup ditingkatkan apabila ia mengetahui dan menguasai teori dan teknik pembuatan keputusan. Dengan peningkatan kemampuan pimpinan dalam pembuatan keputusan maka diharapkan sanggup meningkatkan kualitas keputusan yang dibuatnya, sehingga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja organisasi.
     Pembuatan keputusan dibutuhkan pada semua tahap kegiatan organisasi dan manajemen. Misalnya, dalam tahap perencanaan dibutuhkan banyak kegiatan pembuatan keputusan sepanjang proses perencanaan tersebut. Keputusan-keputusan yang dibentuk dalam proses perencanaan ditujukan kepada pemilihan alternative kegiatan dan prioritasnya. Dalam pembuatan keputusan tersebut meliputi kegiatan identifikasi masalah, perumusan masalah, dan pemilihan alternatif keputusan berdasarkan perhitungan dan banyak sekali dampak yang mungkin timbul. Begitu juga dalam tahap implementasi atau operasional dalam suatu organisasi, para manajer harus menciptakan banyak keputusan rutin dalam rangka mengendalikan perjuangan sesuai dengan planning dan kondisi yang berlaku. Sedangkan dalam tahap pengawasan yang meliputi pemantauan, pemeriksaan, dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan dilakukan untuk mengevalusai pelaksanaan dari pembuatan keputusan yang telah dilakukan.
     Hakikatnya kegiatan manajemen dalam suatu organisasi yaitu pembuatan keputusan. Kegiatan yang dilakukan tersebut meliputi seluruh proses pengambilan keputusan dari mulai identifikasi persoalan hingga dengan penilaian dari pengambilan keputusan yang melibatkan seluruh elemen-elemen dalam manajemen sebagai suatu sistem organisasi. Artinya dalam menciptakan suatu keputusan untuk memecahkan suatu permasalahan yang ditimbulkan dari adanya perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi dibutuhkan info yang cukup baik dari internal maupun eksternal organisasi guna mengambil keputusan yang sempurna dan cepat.
     Pada akhirnya, kegiatan pengambilan keputusan yang cepat dan sempurna merupakan pecahan dari kegiatan manajemen dimaksudkan semoga permasalahan yang akan menghambat roda organisasi sanggup segera terpecahkan dan terselesaikan sehingga suatu organisasi sanggup berjalan secara efisien dan efektif dalam rangka mencapai suatu tujuan organisasi.

1.2.          Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengambilan keputusan ?
2. Apakah tujuan dari pengambilan keputusan?
3. Apakah yang menjadi dasar dalam pengambilan keputusan?
4  Faktor apakah yang mempengaruhi dalam pengambilan keputusan?
5.Apa sajakah jenis-jenis pengmbilan keputusan dalam organisasi?
6. Bagaimana proses pengambilan keputusan itu ?

1.3.          Tujuan
1.      Mengetahui definisi dari pengambilan keputusan.
2.      Mengetahui tujuan pengambilan keputusan.
3.      Mengetahui dasar yang menjadi pengambilan keputusan.
4.      Mengetahui faktor-f pemain drama pengambilan keputusan.
5.      Mengetahui jenis-jenis pengambilan keputusan.
6.      Mengetahui bagaimana proses pengambilan keputusan.



BAB II
ISI

2.1.         Definisi Pengambilan Keputusan
            Keputusan yaitu hasil pemecahan persoalan yang dihadapinya dengan tegas. Hal itu berkaitan dengan tanggapan atas pertanyaan-pertanyaan mengenai ‘apa yang harus dilakukan’ dan seterusnya mengenai unsur-unsur perencanaan. Dapat juga dikatakan bahwa keputusan itu gotong royong merupakan hasil proses pemikiran yang berupa pemilihan satu diantara beberapa alternatif yang sanggup dipakai untuk memecahkan persoalan yang dihadapinya.
            Keputusan itu sendiri merupakan unsur kegiatan yang sangat vital. Jiwa kepemimpinan seseorang itu sanggup diketahui dari kemampuan mengatasi persoalan dan mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang sempurna yaitu keputusan yang berbobot dan sanggup diterima bawahan. Ini biasanya merupakan keseimbangan antara disiplin yang harus ditegakkan dan sikap manusiawi terhadap bawahan. Keputusan yang demikian ini juga dinamakan keputusan yang mendasarkan diri pada human relations.
            Setelah pengertian keputusan disampaikan, kiranya perlu pula diikuti dengan  pengertian wacana “pengambilan keputusan”. Ada beberapa definisi wacana pengambilan keputusan, dalam hal ini arti pengambilan keputusan sama dengan pembuatan keputusan, contohnya Terry, definisi pengambilan keputusan yaitu pemilihan alternatif sikap dari dua alternatif atau lebih ( tindakan pimpinan untuk menuntaskan persoalan yang dihadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan).
            Menurut Siagian pengambilan keputusan yaitu suatu pendekatan terhadap hakikat suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan data, penentuan yang matang dari alternatif yang dihadapi dan pengambilan tindakan yang berdasarkan perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
            Dari kedua pengertian diatas maka sanggup ditarik kesimpulan bahwa keputusan itu diambil dengan sengaja, tidak secara kebetulan, dan dihentikan sembarangan. Masalahnya telebih dahulu harus diketahui dan dirumuskan dengan jelas, sedangkan pemecahannya harus didasarkan pemilihan alternatif terbaik dari alternatif yang ada.
           
2.2.         Tujuan Pengambilan Keputusan
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam organisasi itu dimaksudkan untuk mencapai tujuan organisasinya yang dimana diinginkan semua kegiatan itu sanggup berjalan lancer dan tujuan sanggup dicapai dengan gampang dan efisien. Namun, kerap kali terjadi hambatan-hambatan dalam melakukan kegiatan. Ini merupakan persoalan yang hatus dipecahkan oleh pimpinan organisasi. Pengambilan keputusan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan tersebut.

2.3.         Dasar Pengambilan Keputusan
2.3.1. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Intuisi
            Keputusan yang diambil berdasarkan intuisi atau perasaan lebih bersifat subjektif yaitu gampang terkena sugesti, imbas luar, dan faktor kejiwaan lain. Sifat subjektif dari keputusuan intuitif ini terdapat beberapa keuntungan, yaitu :
1. Pengambilan keputusan oleh satu pihak sehingga gampang untuk memutuskan.
2. Keputusan intuitif lebih sempurna untuk masalah-masalah yang bersifat kemanusiaan.
            Pengambilan keputusan yang berdasarkan intuisi membutuhkan waktu yang singkat Untuk masalah-masalah yang dampaknya terbatas, pada umumnya pengambilan keputusan yang bersifat intuitif akan menunjukkan kepuasan. Akan tetapi, pengambilan keputusan ini sulit diukur kebenarannya alasannya yaitu kesulitan mencari pembandingnya dengan kata lain hal ini diakibatkan pengambilan keputusan intuitif hanya diambil oleh satu pihak saja sehingga hal-hal yang lain sering diabaikan.

            2.3.2. Pengambilan Keputusan Rasional
            Keputusan yang bersifat rasional  berkaitan dengan daya guna. Masalah – persoalan yang dihadapi merupakan persoalan yang memerlukan pemecahan rasional. Keputusan yang dibentuk berdasarkan pertimbangan rasional lebih bersifat objektif. Dalam masyarakat, keputusan yang rasional sanggup diukur apabila kepuasan optimal masyarakat sanggup terealisasi dalam batas-batas nilai masyarakat yang di akui ketika itu.

            2.3.3. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Fakta
            Ada yang beropini bahwa sebaiknya pengambilan keputusan didukung oleh sejumlah fakta yang memadai. Sebenarnya istilah fakta perlu dikaitkan dengan istilah data dan informasi. Kumpulan fakta yang telah dikelompokkan secara sistematis dinamakan data. Sedangkan info yaitu hasil pengolahan dari data. Dengan demikinan, data harus diolah lebih dulu menjadi info yang kemudian dijadikan dasar pengambilan keputusan.
            Keputusan yang berdasarkan sejumlah fakta, data atau info yang cukup itu memang merupakan keputusan yang baik dan solid, namun untuk mendapat info yang cukup itu sangat sulit.

            2.3.4. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Pengalaman
            Sering kali terjadi bahwa sebelum mengambil keputusan, pimpinan mengingat-ingat apakah kasus menyerupai ini sebelumnya pernah terjadi. Pengingatan semacam itu biasanya ditelusuri melalui arsip-arsip penhambilan keputusan yang berupa dokumentasi pengalaman-pengalaman masa lampau. Jika ternyata permasalahan tersebut pernah terjadi sebelumnya, maka pimpinan tinggal melihat apakah permasalahan tersebut sama atau tidak dengan situasi dan kondisi ketika ini. Jika masih sama kemudian sanggup menerapkan cara yang sebelumnya itu untuk mengatasi persoalan yang timbul.
            Dalam hal tersebut, pengalaman memang sanggup dijadikan fatwa dalam menuntaskan masalah. Keputusan yang berdasarkan pengalaman sangat bermanfaat bagi pengetahuan praktis. Pengalaman dan kemampuan untuk memperkirakan apa yang menjadi latar belakang persoalan dan bagaimana arah penyelesaiannya sangat membantu dalam memudahkan pemecaha masalah.

            2.3.5. Pengambilan Keputusan Berdasarkan Wewenang
            Banyak sekali keputusan yang diambil alasannya yaitu wewenang (authority) yang dimiliki. Setiap orang yang menjadi pimpinan organisasi mempunyai kiprah dan wewenang untuk mengambil keputusan dalam rangka menjalankan kegiatan demi tercapainya tujuan organisasi yang efektif dan efisien.
            Keputusan yang berdasarkan wewenang mempunyai beberapa keuntungan. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain : banyak diterimanya oleh bawahan, mempunyai otentisitas (otentik), dan juga alasannya yaitu didasari wewenang yang resmi maka akan lebih permanent sifatnya.
Keputusan yang berdasarkan pada wewenang semata maka akan mengakibatkan sifat rutin dan mengasosiasikan dengan praktik dictatorial. Keputusan berdasarkan wewenang kadangkala oleh pembuat keputusan sering melewati permasahan yang seharusnya dipecahkan justru menjadi kabur atau kurang jelas.





 BERSAMBUNG






Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Teori Organisasi Pengambilan Keputusan"

Post a Comment