Contoh Kajian Terhadap Konsep Budaya Organisasi

( 35 halaman )




PENGANTAR
Budaya Organisasi merupakan bab dari MSDM dan Teori Organisasi. MSDM BO dilihat diri aspek prilaku, sedangkan Teori organisasi dilihat dari aspek sekelompok individu yang berkerjasama untk mencapai tujuan, atau organisasi sebagai wadah kawasan individu bekerjasama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan.
Dalam pekembangannya, pertama kali BO dikenal di Amerika dan Eropa pada abad 1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen dari Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology dan juga seorang Ketua kelompok Studi Organisasi 1972-1981, serta Konsultan BO pada banyak sekali perusahaan di Amerika dan Eropa. Salah satu karya ilmiahnya : Organizational Culture and Leadership.
Di Indonesia BO mulai dikenal pada tahun 80 - 90-an, ketika banyak dibicarakan perihal konflik budaya, bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.
Bersamaan dengan itu para akademisi mulai mengkajinya dan memasukkannya ke dalam kurikulum banyak sekali pendidikan formal dan infomal. Salah satu pakar yang cukup gigih menyebarkan BO yaitu Prof Dr. Taliziduhu Ndraha, seorang pakar Ilmu Pemerintahan.

PENGERTIAN BO
Budaya
Kroeber dan Kluchon tahun 1952 menemukan 164 definisi Budaya. Akan tetapi pengertian yang penulis kemukakan di sini hanya yang terkait dengan BO.

Taliziduhu Ndraha dalam bukunya Budaya Organisasi mengemukakan pendapat Edward Burnett dan Vijay Sathe, sebagai berikut :
- Edward Burnett
Culture or civilization, take in its wide technografhic sense, is that complex whole which includes knowledge, bilief, art, morals, law, custom and any other capabilities and habits acquired by men as a member of society.
Budaya mempunyai pengertian teknografis yang luas mencakup ilmu pengetahuan, keyakinan/percaya, seni, moral, hukum, adapt istiadat, dan banyak sekali kemampuan dan kebiasaan lainnya yang didapat sebagai anggoa masyarakat.
- Vijay Sathe
Culture is the set of important assumption (opten unstated) that members of a community share in common.
Budaya yaitu seperangkat perkiraan penting yang
dimiliki bersama anggota masyarakat.
Edgar H. Schein :
Budaya yaitu suatu pola perkiraan dasar yang diciptakan, ditemukan atau dikembangkan oleh kelompok tertentu sebagai pembelajaran untuk mengatasi duduk masalah penyesuaian ekstrenal dan integrasi internal yang resmi dan terealisasi dengan baik dan oleh alasannya yaitu itu diajarkan/diwariskan kepada angota-anggota gres sebagai cara yang sempurna memahami, memikirkan dan mencicipi terkait degan masalah-masalah tersebut.

UNSUR-UNSUR BUDAYA :
1. Ilmu Pengetahuan
2. Kepercayaan
3. Seni
4. Moral
5. Hukum
6. Adat-istiadat
7. Perilaku/kebiasaan (norma) masyarakat
8. Asumsi dasar
9. Sistem Nilai
10. Pembelajaran/Pewarisan
11. Masalah penyesuaian eksternal dan integrasi internal

Beberapa pemikir dan penulis telah mengadopsi tiga sudut pandang berkaitan dengan budaya, sebagai mana dikemukakan Graves, 1986, sebagai berikut :
1. Budaya merupakan produk konteks pasar di kawasan organisasi beroperasi, peraturan yang menekan, dsb.
2. Budaya merupakan produk struktur dan fungsi yang ada dalam organisasi, contohnya organisasi yang tersentralisasi berbeda dengan organisasi yang terdesentralisasi.
3. Budaya merupakan produk sikap orang orang dalam pekerjaan mereka, hal ini berarti produk perjanjian psikologis antara individu dengan organisasi.

ORGANISASI
J.R. Schermerhorn
Organization is a collection of people working together in a division of labor to achieve a common purpose.
Organisasi yaitu kumpulan orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
Philiph Selznick
Organisasi yaitu pengaturan personil guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan yang telah ditetapkan melalui alokasi fungsi dan tanggung jawab. 


UNSUR-UNSUR ORGANISASI
1. Kumpulan orang
2. Kerjasama
3. Tujuan bersama
4. Sistem Koordinasi
5. Pembagian kiprah adntanggung jawab
6. Sumber Daya Organisasi.

BUDAYA ORGANISASI
Peter F. Drucker
BO yaitu pokok penyelesaian masalah-masalah ekternal dan internal yang pelaksanaannya dilakukan secara konsisten oleh suatu kelompok yang kemudian mewariskan kepada angota-anggota gres sebagai cara yang sempurna untuk memahami, memikirkan, dan mencicipi terhadap masalah-masalah terkait sepeti di atas.

Phithi Sithi Amnuai
BO yaitu seperangkat perkiraan dasar dan keyakinan yang dianut oleh anggota-angota organisasi, kemudian dikembangkan dan diwariskan guna mengatasi masalah-masalah penyesuaian eksternal dan masalah-masalah integrasi internal.

Edgar H. Schein
BO mengacu ke suatu system makna bersama, dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi itu terhadap organisasi lain.
Daniel R. Denison


BO yaitu nilai-nilai, keyakinan dan prinsip-prinsip dasar yang merupakan landasan bagi system dan praktek-praktek administrasi serta sikap yang meningkatkan dan menguatkan perinsip-perinsip tersebut.
Robbins,
BO dimaknai sebagai filosofi dasar yang memperlihatkan instruksi bagi kebijakan organisasi dalam pengelolaan karyawan dan nasabah. Lebih lanjut Robbins (2001) menyatakan bahwa sebuah sistem makna bersama dibuat oleh para warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain. Sistem pemaknaan bersama merupakan seperangkat huruf kunci dari nilai-nilai organisasi. Dalam hal ini Robbins memperlihatkan 7 karakteristik budaya organisasi sebagai berikut :
1. Inovasi dan keberanian mengambil resiko
2. Perhatian terhadap detail
3. Berorientasi pada hasil
4. Berorientasi kepada insan
5. Berorientasi pada tim
6. Agresivitas
7. Stabilitas
Ahob dkk (1991) mengemukakan 7 dimensi budaya organisasi, sebagai berikut :
1. Konformitas
2. Tanggungjawab
3. Penghargaan
4. Kejelasan
5. Kehangatan
6. Kepemimpinan
7. Bakuan mutu
Berdasarkan banyak sekali uaraian di atas, penulis sanggup menarik kesimpulan bahwa BO merupakan sistem nilai yang diyakini dan sanggup dipelajari, sanggup diterapkan dan dikembangkan secara terus menerus. BO juga berfungsi sebagai perkat, pemersatu, identitas, citra, brand, pemacu-pemicu (motivator ), pengengmbangan yang berbeda dengan organisasi lain yang sanggup dipelajaridan diwariskan kepada generasi berikutnya, dan sanggup dijadikan teladan prilaku insan dalam organisasi yang berorientasi pada pencapaian tujuan atau hasil/target yang ditetapkan.

UNSUR-UNSUR BO
1. Asumsi dasar
2. Seperangkat nilai dan Keyakinan yang dianut
3. Pemimpin
4. Pedoman mengatasi duduk masalah
5. Berbagai nilai
6. Pewarisan
7. Acuan prilaku
8. Citra dan Brand yang khas
9. Adaptasi

Unsur Budaya Menurut Susanto :
1. Lingkungan Usaha
2. Nilai-nilai
3. Kepahlawanan
4. Upacara/tata cara
5. Jaringan Cultural

LEVEL BO
1. Artifact ( Physical Characteristics; Behavior; Public Dcocuments ).
2. Espoused Value ( Strategies; Goals; Philosophies).
3. Basic Underlying Assumptions ( Biliefs; Percption; Feeling; Aspects of behavior; Internal & external relationships )

Level BO yg lain :
1. Assumsi dasar
2. Value
3. Norma Prilaku
4. Perilaku
5. Artefact

BUDAYA ORGANISASI disebut juga BUDAYA PERUSAHAAN :
Budaya perusahaan sering juga disebut budaya kerja, alasannya yaitu tidak bisa dipisahkan dengan kinerja (performance) Sumber Daya Manusia (SDM); makin kuat budaya perusahaan, makin kuat pula dorongan untuk berprestasi.

Budaya perusahaan (corporate culture) memang sulit didefinisikan secara tegas dan sulit diukur, namun bisa dirasakan oleh Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam perusahaan tersebut. Suatu perusahaan yang mempunyai budaya perusahaan yang kuat bahkan sanggup ?terlihat? atau teramati oleh peninjau dari luar perusahaan, yang mengamati. Pengamat tersebut akan mencicipi suasana yang khas dan ?lain dari pada yang lain?, di dalam perusahaan tersebut, jikalau dibandingkan dengan perusahaan lainnya.

Oleh alasannya yaitu suatu organisasi terbentuk dari kumpulan individu yang berbeda baik sifat, karakter, keahlian, pendidikan, dan latar belakang pengalaman dalam hidupnya, perlu ada ratifikasi pandangan yang akan berkhasiat untuk pencapaian misi dan tujuan organisasi tersebut, biar tidak berjalan sendiri-sendiri.

Penyatuan pandangan dari Sumber Daya Manusia (SDM) di dalam perusahaan ini diharapkan dalam bentuk ketegasan dari perusahaan, yang dituangkan dalam bentuk budaya kerja yang akan mencerminkan spesifikasi dan huruf perusahaan tersebut. Budaya kerja ini akan menjadi milik dan pedoman bagi seluruh lapisan individu yang ada di dalam perusahaan/organisasi tersebut dalam menjalankan tugasnya. Budaya kerja inilah yang sering kita dengar kini dengan istilah ?Corporate Culture?.

PENGERTIAN BUDAYA PERUSAHAAN
Walaupun sulit didefinisikan secara tegas, untuk data memahami apa yang dimaksudkandengan budaya perusahaan ada beberapa ?batasan? atau pernyataan yang sanggup membantu penyamaan persepsi, atau setidaknya pemahaman mengenai budaya perusahaan.

Schein,E.H. mencoba memperlihatkan beberapa pengertian umum mengenai budaya perusahaan:

1. ?Observed behavioral regularities when people interact?. (Keteraturan-keteraturan perilakuyang teramati apabila orang berinteraksi.)
2. ?The norms that evolve in workin group?. (Norma-norma yang berkembang dalam kelompok kerja.)
3. ?The dominant values espoused by an organization?. (Nilai-nilai yang secara umum dikuasai yang didukungoleh suatu organisasi.)
4. ?The philosophy directing the organization policy?. (Filosofi yang mengarahkan akal organisasi.)
5. ?The rule of the game for getting along inthe organization?. (Aturan permainan yang harus ditaatiuntuk sanggup diterima sebagai anggota di dalam organisasi.)
6. ?The feeling or climate in an organization?. (Perasaan atau iklim dalam suatu organisasi.)

Makara intinya ?Corporate Culture? atau budaya perusahaan mempunyai pengertian sebagai aturan main yang ada di dalam perusahaan yang akan menjadi pegangan dari Sumber Daya Manusia (SDM)-nya dalam menjalankan kewajibannya dan nilai-nilai untuk berprilaku di dalam organisasi tersebut.

Dapat juga dikatakan, budaya perusahaan yaitu pola terpadu sikap insan di dalam organisasi/perusahaan termasuk pemikiran-pemikiran, tindakan-tindakan, pemicaraan-pembicaraan yang dipelajari dan diajarkan kepada generasi berikutnya.


TERBENTUKNYA BUDAYA PERUSAHAAN

Budaya perusahaan yang terbntuk banyak ditentukan oleh beberapa unsure, yaitu:
1. Lingkungan usaha; lingkungan di mana perusahaan itu beroperasi akan memilih apa yang harus dikerjakan oleh perusahaan tersebut untuk menvapai keberhasilan.
2. Nilai-nilai (values); merupakan konsep dasar dan keyakinan dari suatu organisasi.
3. Panutan/keteladanan; orang-orang yang menjadi panutan atau teladan karyawan lainnya alasannya yaitu keberhasilannya.
4. Upacara-upacara (rites and ritual); acara-acara rutin yang diselenggarakan oleh perusahaan dalam rangka memperlihatkan penghargaan pada karyawannya.
5. ?Network?; jaringan komunikasi informal di dalam perusahaan yang sanggup menjadi sarana penyebaran nilai-nilai dari budaya perusahaan.

Dalam proses pengembangannya, budaya perusahaan dipengaruhi oleh factor-faktor:kebijakan perusahaan (Corporate Wisdom), gaya perusahaan (Corporate Style), dan jati diri perusahaan (Corporate Identity).

Kebijakan perusahaan (Corporate Wisdom) ditunjang oleh Filosofi Perusahaan (serangkaian nilai-nilai yang menjelaskan bagaimana perusahaan dengan pelanggan, produk atau pelayanannya, bagaimana karyawan berafiliasi satu sama lain, sikap, perilaku, gaya pakaian, dan lain-lain serta apa yang bias mempengaruhi semangat), keterampilan yang dimiliki dan pengetahuan yang terakumulasi dalam perusahaan.

Jati dir perusahaan (Corporate Identity) ditunjang oleh Citra perusahaan , Kredo (semboyan) perusahaan, dan proyeksi perusahaan atau apa yang ditonjolkan perusahaan.

Gaya perusahaan (Corporate style) ditunjang oleh profil karyawan, pengembagan SDM dan masyarakat perusahaan (Corporate community) atau bagaimana penampilan perusahaan tersebut di lingkungan perusahaan lainnya.

Budaya Perusahaan perlu difahami lebih baik alasannya yaitu :
1. BP terlihat secara faktual dan sanggup dirasakan ? sehingga sanggup menjadi pujian (pride).
2. Kinerja individu dan perusahaan serta ?what business are we in? ? mustahil sanggup difahami dengan baik tanpa memperhatikan BP. Hal inibanyak kaitannya dengan pengembagan karier.

Menurut Harris dan Moran dalam bukunya ? Managing Cultural Differences? (1991) gres semenjak decade yang lalau ( tamat 70-an atau awal 80-an) para direktur dan cendikiawan benar-benar memperhatikan factor BP/BO yang ternyata besar lengan berkuasa terhadap prolaku, moral atau semangat kerja dan produktivitas kerja.

Pada ketika ini administrasi menjadi lebih memahami bawa komponen-komponen budaya menyerupai adapt istiadat, tradisi, peraturan, aturan-aturan, akal dan mekanisme bias menciptakan pekerjaan menjadi lebih menyenangkan , sehingga bias meningkatkan produktivitas, memnuhi kebutuhan elanggan dan meningkatkan daya saing perusahaan.
BP memerikan kepada karyawan kenyamanan, keamanan, kebersamaan, rasa tanggung jawab, iut memiliki, mereka tahu bagaimana berprilaku, apa yang harus mereka kerjakan, dll.

Dengan BP pegawai menjadi lebih menyenagkan, maka perluada upaya serius dari seluruh SDM perusahaan ( Stake holders ) untuk memlihara keberadaannya.

Untuk itu diharapkan komitmet dari seluruh pegawai, mulai dari top, middle hingga lower atau perasioal merupakan persyaratan mutlak untuk tetap terpeliharanya BP. Komitme tidak sekedar keterkaiatan secara fisik, tapi juga secara mental.

Komitmen = Confidence + Motivation

Confidence : a measure of s person?s self assuredness ( ukuran keyakinan diri seseoramg ) atau feeling 0f being able to do a task well without much supervision ( rasa bisa melaksanakan sesuatu kiprah dengan baik tanpa banyak diawasi).

Motivation : a person?s interest in and anthusiasm of doing a task well ( minat dan atusas seseorang untuk melaksanakan sesuatu kiprah dengan baik ).

Selain Komitmen, juga diharapkan suasana kerka atau iklim erja yang kondusif. Dalam hal ini De Bettignies, H.CI dari INSEAD, suatu sekolah bisnis di Perancis mengemukakan 9 parameter Iklim Kerja yang Kondusif :
1. Konformity ( Kepatuhan)
2. Reactance (Reaksi atau respon)
3. Responsibility (Tanggung jawab)
4. Risk Taking (Pengambilan Resiko)
5. Standards ( Standar atau Baku )
6. Rewards (Upah/ganjaran)
7. Clarity ( kejelasan)
8. Team Spirit (Semangat Tim)
9. Warmth (Kehangatan atau keakraban)

Perusahaan bukan lagi hanya kawasan berkarya mencari nafkah, tetapi lebih dari itu, diyakini sebagai kawasan dimana individu merasa memperoleh nilai tambah dan sanggup mengembagkan diri.

Agar pegawai tetap mejadi mebih menyenangkan, maka BP harus bersifat dinamis, artinya BP harus terbuka, adaptif dan siap berbah sesuai yang terjadi dilingkungan intern maupun ekstern perusahaan.

JENIS-JENIS BO
1. Berdasarkan Proses Informasi
a. Budaya Rasional
b. Budaya Idiologis
c. Budaya Konsensus
d. Budaya Hierarkis
2. Berdasarkan Tujuannya
a. Budaya Organisasi Perusahaan
b. Budaya Organisasi Publik
c. Budaya Organisasi Sosial

FUNGSI DAN DINAMIKA BUDAYA ORGANISASI
Fungsi BO
1. Perasaan Identitas dan Menambah Komitmen Organisasi
2. Alat Pengorganisasian Anggota
3. Menguatkan Nilai-Nilai dalam Organisasi
4. Mekanisme Kontrol Prilaku ( Nelson dan Quick,1997)
TIPE BO
1. Budaya Birokrasi
2. Budaya Inovatif
3. Budaya Suporatif

Sementara itu Robbins, 2001 mengemukakan Fungsi BO, sebagai berikut :
1. Pembeda antara satu organisasi dengan organisasi laiannya
2. Membangun rasa identitas bagi anggota organisasi
3. Mempermudah tumbuhnya komitmen
4. Meningkatkan kemantapan system social, sebagai perekat social, menuju integrasi organisasi.
Karakteristik BO
1. Inisiatif Individual
2. Toleransi terhadap tindakan beresiko
3. Pengarahan
4. Integrasi
5. Dukungan administrasi
6. Kontrol
7. Identitas
8. Sistem Imbalan
9. Toleransi terhadap konflik
10. Pola komunikasi

Pembentukan BO
Deal & Knnedi, mengemukakan lima unsure pembentukan BO :
1. Ligkungan Usaha
2. Nialai-nilai
3. Pahlawan
4. Ritual
5. Jaringan budaya

Proses Pembentukan BO
Proses pembentukan BO sanggup di analisis dari tiga teori sebagai berikut :
1. Teori Sociodynamic
2. Teori Kepemimpinan
3. Teori pembelajaran

Menururt Kotter dan Haskett proses pembentukan BO, sebagai berikut :
1. Manager Puncak
2. Perilaku Organisasi
3. Hasil
4. Budaya
Berdasarkan pendapat tersebut, penulis sanggup menyimpulkan proses pemebentukan BO, sbb. :
1. Dari Atas ( Memilik dan administrasi )
2. Dari Bawah ( masyarakat atau karyawan )
3. Kompromi dari atas dan dari bawah.
Mempertahankan BO
a. Praktek Seleksi
b. Manajemen Puncak
c. Sosialisasi dan Internalisasi

ASUMSI DASAR BO
1. Artifak dan Kreasi ( semua fenomena/gejala ).
2. Nilai-nilai ( filosofi, Visi dan misi, tujuan, larangan-larangan, standar.
3. Asumsi dasar ( hubungan dengan lingkungan, hakikat, waktu dan ruang, sifat manusia, kegiatan mansia dll)
4. Simbol atau lambang-lambang
5. Perspektif ( Norma sosial dan peraturan baik tertulis/tidaktertulis yang mengatur prilaku anggota dalam situasi tertentu ).

LEBIH JAUH MEMAHAMI BUDAYA ORGANISASI
Organisasi sebagai kawasan atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin danterkendali, dalam memanfaatkan sumber daya organisasi ( uang, material, mesin, metode, lingkungan, sarana-parasarana, data, dll ) secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kerjasama dimaksud yaitu kerjasama yang terarah pada pencapaian tujuan. Kerjasama yang terarah tersebut dilakukan dengan mengikuti pola interaksi antar setiap individu atau kelompok. Pola interaksi tersebut diselaraskan dengan banyak sekali aturan, norma, keyakinan, nilai-nilai tertentu sebagaimana ditetapkan oleh para pendiri organisasi itu. Keseluruhan pola interaksi tersebut dalam waktu tertentu akan membentuk suatu kebiasaan bersama atau membentuk budaya organisasi.
Menurut pendapat Tika ( 2006 : 1 ) ? Budaya Organisasi merupakan bab dari kuriukulum Manajemen Sumber Daya insan dan Teori Organisasi ?. Budaya organisasi dalam MSDM, ditemukan ketika mengkaji aspek prilaku, sedangkan Budaya Organisasi dalam Teori organisasi, ditemukan ketika mengkaji aspek sekelompok individu yang berkerjasama untuk mencapai tujuan, atau organisasi sebagai wadah kawasan individu bekerjasama secara rasional dan sistematis untuk mencapai tujuan.
Dalam pekembangannya, pertama kali Budaya Organisasi dikenal di Amerika dan Eropa pada abad 1970-an. Salah satu tokohnya : Edward H. Shein seorang Profesor Manajemen dari Sloan School of Management, Massachusetts Institute of Technology dan juga seorang Ketua kelompok Studi Organisasi 1972-1981, serta Konsultan Budaya Organisasi pada banyak sekali organisasi di Amerika dan Eropa. Salah satu karya ilmiahnya : Organizational Culture and Leadership.
Di Indonesia Budaya Organisasi berdasarkan Ndraha ( 1997 : 3) mengemukakan bahwa semenjak tahun 80-an ketika sektor swasta berkesempatan menyebarkan perjuangan di bidang non-migas, kebutuhan akan pembudayaan nilai-nilai gres perihal kewirausahaan dan amanejemen. Alvin dan Heide Toffler menyebutnya ?wave?. Kemudian pada tahun 90-an banyak dibicarakan perihal kebutuhan niali-nilai baru, konflik budaya, dan bagaimana mempertahankan Budaya Indonesia serta pembudayaan nilai-nilai baru.Bersamaan dengan itu para akademisi mulai mengkajinya dan memasukkannya ke dalam kurikulum banyak sekali pendidikan formal dan infomal. Salah satu pakar yang cukup gigih menyebarkan Budaya Organisasi yaitu Taliziduhu Ndraha, seorang pakar Ilmu Pemerintahan.






BERSAMBUNG





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Kajian Terhadap Konsep Budaya Organisasi"

Post a Comment