Contoh Teori Ekonomi Politik Internasional

( 13 halaman )




BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
            Pasar merupakan suatu proses yang sediakala bisa berjalan sendiri. Beberapa pihak beranggapan bahwa ada tangan yang tidak terlihat yang bisa menjalankan pasar tersebut, dengan kata lain, tidak perlu mengatur pasar sedemikian rupa untuk kemudian menghasilkan laba tertentu. Namun, apa yang terjadi apabila pasar sudah mulai tidak lagi dipercayai bisa menghasilkan laba bagi masyarakat? Hal inilah yang kemudian menjadikan opini bahwa negara (pemerintah) juga harus ikut campur tangan dengan perkembangan pasar. Oleh lantaran itu, ada beberapa pola negara di dunia yang akhirnya memberlakukan sejumlah peraturan/kebijakan tertentu untuk kemudian melindungi komoditasnya. Pada poin ini, tidak sedikit negara yang berasumsi bahwa dengan memberlakukan suatu kebijakan terhadap suatu barang komoditas tertentu, maka keberlangsungan perekonomian negara tersebut akan terjamin dengan baik.
Brazil merupakan salah satu negara Amerika Latin yang akhirnya berhasil bangun dari keterpurukannya baru-baru ini. Masih segar dalam ingatan bahwa Brazil beserta beberapa negara Amerika Latin lainnya terseok-seok membayar lilitan hutang negara kepada IMF dan Bank Dunia. Brazil juga menghadapi kepemimpinan militer yang diktator, yang pada akhirnya hanya menyeret Brazil ke lilitan hutang yang semakin menyesakkan. Namun, hal ini perlahan berubah, yang diduga besar lengan berkuasa sehabis presiden gres terpilih. Di bawah kepemimpinan Presiden da Silva yang notabene berasal dari kalangan buruh, Brazil berhasil kembali menata keping-keping perekonomiannya yang dahulu sempat hancur menjadi utuh kembali. Salah satu cara Brazil untuk bangun kembali yaitu dengan melaksanakan perbaikan di sektor industri, khususnya etanol. Dunia mengetahui bahwa Brazil ketika ini merupakan negara pengekspor etanol terbesar di dunia.
Etanol mulai dikenal sebagai materi bakar alternatif selain minyak bumi dan gas alam. Kelangkaan minyak bumi mau tidak mau memaksa negara-negara maju untuk berpikir keras untuk menyediakan sebuah alternatif yang baru, yaitu etanol. Pada umumnya, etanol diproduksi oleh negara-negara yang tingkat teknologinya tergolong maju, menyerupai halnya Amerika Serikat, Kanada, dan Jepang. Brazil merupakan satu dari beberapa negara berkembang yang bisa memproduksi etanol ini. Sejak tahun 1970an, Brazil sudah berhasil memenuhi kebutuhan negara mereka terhadap etanol. Hal ini berkebalikan dengan Amerika Serikat yang ketika itu hanya bisa memenuhi 40% dari kuota yang mereka butuhkan, sehingga muncul impian untuk mengimpor etanol dari Brazil. Namun, Brazil kemudian memberlakukan sejumlah kebijakan yang dilakukan oleh pemerintahnya ketika ini, demi melindungi keberadaan etanol di negara tersebut. Pada kasus ini, sanggup dilihat bagaimana tangan pemerintah bekerja untuk melindungi pasar komoditas etanol di Brazil.

I.2 Permasalahan
            Makalah ini akan melihat bagaimana perkembangan pasar impor ekspor ethanol do Brazil. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa Brazil merupakan negara yang telah mengekspor ethanol bahkan semenjak 30 tahun belakangan, sudah selayaknya Brazil memakai segala macam cara yang dibutuhkan semoga pasar ethanol yang sudah berkembang tersebut bisa tetap bertahan di pasar internasional. Sejauh ini, Brazil telah mengeluarkan beberapa kebijakan internasional yang akhirnya menjamin keberadaan ethanol di pasar internasional. Dengan demikian, makalah ini akan berusaha membahas pertanyaan permasalahan, bagaimana Brazil memakai campur tangan pemerintah khususnya dalam perkembangan pasar ethanol selama ini?
            Oleh lantaran itu, makalah ini akan membahas secara lebih kritis bagaimana akhirnya campur tangan pemerintah suatu negara bisa terjadi dalam perkembangan pasar tertentu. Brazil dalam hal ini telah mengeluarkan sejumlah kebijakan bahkan undang-undang untuk melindungi pasar ethanol-nya dari campur tangan masyarakat asing. Dengan adanya pembahasan di makalah ini, dibutuhkan sanggup dilihat bagaimana pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan semoga komoditas barangnya bisa tetap bertahan. Makalah ini setidaknya akan memiliki dua manfaat, yaitu manfaat teoritis, yaitu mengembangan pandangan nasionalisme yang berkembang selama ini. Makalah ini akan mencoba melihat bagaimana suatu negara percaya bahwa pasar tidak akan berhasil menjalankan perekonomian sendirian, lantaran itu negara perlu campur tangan. Selain itu, makalah ini juga akan memiliki manfaat praktis, dimana makalah ini akan membuka wawasan masyarakat semoga masyarakat lebih mengetahui bagaimana perkembangan pasar ethanol.

I.3 Kerangka Teori
            Makalah ini akan membahas mengenai market governance, yaitu bagaimana pemerintah suatu negara tidak mempercayai adanya suatu prosedur yang nantinya bisa mengatur perekonomian suatu pasar. Pasar dinilai sebagai suatu unit yang tidak bisa mengusahakan dirinya sendiri sehingga yang ada hanyalah suatu kegagalan dimana diyakini ada beberapa sektor yang tidak bisa ditangani oleh pasar sendirian. Pemerintah negara tersebut kemudian memakai otoritasnya sebagai penguasa suatu negara, untuk kemudian mencampuri urusan pasar. Pemerintah kemudian mengeluarkan dan melaksanakan sejumlah kebijakan yang dinilai bisa memperbaiki perekonomian pasar. Dalam hal ini, pemerintah sama sekali tidak mempercayai adanya tangan yang tidak terlihat (invisible hand-Adam Smith).
            Hal ini sesuai dengan perspektif nasionalisme dalam ekonomi politik internasional, atau yang lebih dikenal dengan merkantilisme. Adapun fokus utama dari merkantilisme yaitu permasalahan keamanan dan peranan antara negara dan pasar dalam menyediakan dan memilih keamanan nasional negara dalam segala macam bentuk. Merkantilisme yaitu perspektif teoritis yang dipakai sebagai alasan oleh suatu negara untuk mencapai laba sebesar mungkin demi keamanan dan independensi negara. Teori ini beranggapan bahwa hanyalah negara yang bisa melindungi komoditas tertentu bagi kepentingan nasional suatu negara. Dengan demikian, tindakan apapun yang dilakukan oleh suatu negara terhadap suatu komoditas tertentu, selalu diatasnamakan sebagai upaya negara tersebut untuk melindungi komoditasnya.
            Adapun merkantilisme kemudian berevolusi menjadi beberapa pandangan, antara lain, nasionalisme ekonomi. Pandangan ini kemudian menyatakan bahwa pemerintah kemudian melaksanakan sejumlah upaya yang demi melindungi kepentingan nasional dan perkembangan perekonimian negaranya. Pada awalnya, mungkin pemerintah memakai pandangan merkantilisme sebagai landasan awal untuk memakai otoritasnya untuk menghasilkan laba yang semaksimal mungkin bagi perkembangan ekpor negaranya. Secara perlahan, negara kemudian mulai berusaha melindungi sejumlah komoditas yang tidak mengecewakan penting, demi meningkatkan perekonomian negaranya sendiri. Dengan demikian, negara tetap memakai otoritas dan tanggung jawab yang dimilikinya sebagai salah satu cara untuk menjaga perekonomian negaranya. Fokus utamanya yaitu bagaimana caranya meningkatkan kualitas barang domestik suatu negara serta menemukan pasar internasional yang sempurna untuk membuatkan kekuatan ekonomi negara tersebut. Dengan demikian, fokus negara yang semula ingin mempertahankan keamanan ekonomi suatu negara tersebut, perlahan berkembang menjadi membuatkan kualitas perekonomian secara domestik sehingga akhirnya bisa bertahan dari pasar internasional negara tersebut.



BAB II
PEMBAHASAN

Perkembangan Pasar Ethanol di Brazil
            Ethanol (etil-alkohol) merupakan salah satu sumber energi yang dipakai sebagai materi bakar alternatif oleh beberapa negara maju di dunia. Amerika Serikat dan beberapa negara lain di daerah Amerika Utara bahkan sudah memakai ethanol sebagai materi bakar industri, namun semenjak tahun 1980an, produksi ethanol di beberapa negara ini perlahan menurun sehingga hanya mencukupi 40% dari kebutuhan negaranya. Negara-negara tersebut dulunya bisa mengekspor ethanol ke negara-negara lain, namun kini hanya bisa menutupi kebutuhan negaranya. Berbeda dengan negara-negara Amerika Utara tersebut, Brazil malah mengalami pertambahan produksi hingga lima kali lipat.
            Berawal dari tahun 1970an, ketika Brazil mengalami dilema berlipat ganda, yaitu kenaikan harga minyak bumi lantaran embargo minyak Arab dan kenaikan harga gula semenjak pertengahan tahun 1960an. Menyikapi dilema ini, Presiden Brazil ketika itu, Ernesto Geisel, kemudian mengeluarkan peraturan ihwal Brazilian National Alcohol Program pada tahun 1975. Produksi ethanol mulai dikerjakan, dengan cara mengolahnya dari saripati tebu, sehingga dibutuhkan dengan mengolah tebu sanggup dihasilkan gula pasir sebagai materi pangan dan ethanol sebagai materi bakar. Sebagai langkah pertama, Geisel mulai mempromosikan produksi ethanol yang nantinya akan digabungkan dengan minyak tanah, untuk memaksimalkan kemampuan kinerja kendaraan (sekitar 20% lebih banyak secara volume). Sejak tahun 1975-1979, produksi ethanol di Brazil bahkan meningkat sebanyak lima kali lipat lebih banyak. Pada awal tahun 1980an, pemerintah mulai ikut campur tangan dengan menjaga harga ethanol menjadi lebih murah daripada harga minyak tanah pada umumnya, sehingga produksinya pun semakin usang semakin meningkat. Namun, pada tahun 1985, agenda pengembangan ethanol di Brazil juga mengalami penurunan, yang disebabkan oleh jatuhnya harga minyak di dunia, hasilnya subsidi pemerintah yang dulunya diturunkan dalam jumlah yang cukup banyak untuk pengembangan ethanol menjadi menurun dan akhirnya menjadi tidak ada sama sekali. Hal ini berdampak hingga pada pertengahan tahun 1990an, dimana Brazil secara ironis malah mengimpor ethanol untuk menjalankan beberapa kendaraan mereka.
            Pertengahan tahun 1990an hingga 2000an merupakan masa dekade yang cukup menakjubkan bagi perkembangan industri ethanol di Brazil. Dengan adanya deregulasi dan privatisasi yang dilakukan oleh pemerintah Brazil, pengembangan industri ethanol Brazil pun bisa dikembalikan ke zaman keemasannya. Dalam periode ini, pemerintah Brazil bahkan mengeluarkan kebijakan bahwa setiap minyak tanah yang dijual harus mengandung setidaknya 20% kadar ethanol di dalamnya. Hal ini kemudian berlanjut hingga pada final tahun 1990an, beberapa perusahaan kendaraan mulai membicarakan kemungkinan untuk berhubungan dengan pemerintah Brazil untuk membuat kendaraan berbahan ethanol. Belum cukup hanya itu, Brazil kemudian memperkaya industri ethanol dengan berhubungan dengan beberapa perusahaan kendaraan menyerupai halnya Ford (2002) dan VW (2003), yang memakai ethanol sebagai materi bakar utamanya.


 BERSAMBUNG





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Teori Ekonomi Politik Internasional"

Post a Comment