Contoh Psikologi Kepribadian 1



12 Lembar 
LAPORAN HASIL INTERVIEW
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN 1
Teori Karen Horney 

BAB  I
Deskripsi Individu

1.     Identitas Subjek
Subjek berjulukan dengan inisial T. T lahir di Jakarta pada tanggal 9 Febuari 1995. T yaitu seorang perempuan. T merupakan anak kedua dari tiga bersaudara perempuan. Ayah T kini yaitu pekerja wiraswasta dan ibu dari T yaitu ibu rumah tangga yang keseharianya mengurus rumah, mendidik anak, dan melaksanakan hal-hal yang biasa dilakukan oleh ibu-ibu lainnnya. 
Pada tahun 1999, T mengawali pendidikannya di dingklik Taman Kanak-kanak. Kemudian melanjutkan di dingklik Sekolah Dasar pada tahun 2001 hingga tahun 2006. Dan melanjutkan pendidikan di dingklik SMP pada tahun 2007 hingga tahun 2010. Kemudian menlanjutkan pendidikannya di dingklik Sekolah Menengah Keatas hingga tahun 2013. Setelah T Lulus dari pendidikan di Sekolah Menengah Keatas, T berniat untuk melanjutkan pendidikan di sebuah Universitas ternama yaitu Universitas Padjadjaran di bandung. Namun T tidak lolos pada tes seleksi masuk Unpad melalui jalur snmptn (jalur undangan). Namun T diterima di Universitas  Negeri Jakarta (unj). T sempat ingin menolak jalur usul ini tetapi ia berfikir kembali dan ia tidak ingin mengecewakan perasaan kedua orangtuanya yang telah gembira kalau anaknya sanggup masuk di UNJ melalui jalur undangan.  T karenanya mengurungkan keinginannya untuk mencoba mendaftar di Universitas Padjadjaran dibadung lantaran T belum sepenuhnya yakin kalau ia mencoba masuk melalui jalur sbmptn, ia sanggup belum tentu diterima atau lolos sehingga ia mengambil jalur kondusif ( tetap berada di zona nyamannya).

2.      Hasil Observasi
Hasil observasi dari wawancara yang dilakukan kepada T yaitu ciri fisik T. T mempunyai tubuh yang kurus, dan tinggi kira-kira sekitar 158 cm. T mempunyai warna kulit yang sawo matang, mempunyai mata yang bundar atau besar dan bola matanya berwarna hitam. T mempunyai giginya gingsul dan yang tidak rata (tidak rapih), bentuk muka oval.
 Penampilan T pada ketika wawancara sangat sederhana dan simple. T mengenakan kerudung berwarna biru yang bermotif bunga-bunga, celana jeans panjang, kaos lengan panjang berwarna navy, ia membawa tas selempang berwarna kombinasi biru hitam dan ia memakai sepatu berwarna coklat. Selama wawancara T menjawab dengan sangat baik, ramah, sopan, tegas dalam menjawab, dan semuanya sanggup T ceritakan ia tidak pelit untuk membagikan pengalamannya kepada orang lain.
Kesan terhadap T yaitu orang yang berpenampilan menarik, T orang yang pendiam kalau belum mengenalnya, ia orang yang sangat tegas, bersuara lembut, baik hati, dan ia orang yang cerdas. T tertutup untuk menceritakan kepribadiannya pada orang yang tidak terlalu ia rasa dekat. Walaupun bergotong-royong T orang yang sangat berbuka pada sobat bersahabat atau sahabatnya.

3.     Hasil Kesimpulan Interview terhadap Subjek
T merupakan kepribadian yang tidak gampang dalam mengambil keputusan, apalagi kalau menuntaskan setiap permasalahan T selalu berfikir terlebih dahulu. T bukan orang yang ambisius dalam segala hal, tetapi T lebih sering menganggap bahwa lawan/teman sebagai motivasi T untuk maju. T selalu berfikir positif. T merupakan orang yang sanggup menahan emosionalnya ketika ia sedang marah. Kebiasaan T ketika mendapat problem maka T banyak bergerak dan bernafas lebih cepat. selain itu T lebih banyak makan, mendengarkan music terlalu lama, dan membaca buku. T selalu utamakan komunikasi, biar sanggup mecegah timbulnya permasalahan.
Pada ketika T berada dilingkungan gres yang belum pernah ia datangi atau ia rasakan seperti, pada ketika pertama kali T masuk kuliah dan ia tidak mempunyai sobat yang sama dengan jurusannya maka T melaksanakan sesuatu biar T sanggup atau bisa diterima dengan baik dengan orang lain di lingkungan barunya. Biasanya hal yang dilakukan oleh T biar sanggup diterima di lingkungan barunya T mendekati orang tersebut, bersikap ramah, tersenyum ketika bertemu, bersikap murah hati, menegurnya kalau bertemu dan harus bisa memahi perasaan orang lain saat-saat tertentu. T memperkenalkan dirinya terlebih dahulu dilingkungan barunya biar sanggup diterima dan bisa bekerja sama dengan orang lain. Kakaknya (A) selalu berpesan pada T, dek kau kalau berada dilingkungan gres itu harus sopan, ramah, bersikp baik, murah tersenyum dan mengerti perasaan orang lain. Jangan bersikap egois, hirau dan sombong kalau berada dilingkungan gres kamu. Agar T bisa diterima dilingkungan barunya.
T orang yang pemberani tetapi tidak semua hal ia berani lantaran ada beberapa hal yang T tidak bisa ia hadapi sendiri dan yakin bisa menghadapi problem yang sedang dihadapi walaupun T harus meminta pendapat orang lain untuk menjadi penengah dalam masalahnya, T bukan orang yang suka menentukan teman. Jika T mempunyai tuntutan tidak tercapai, Cara T yaitu dengan menangis, tidur berjam-jam dan jadi lebi sensitive terhadap hal-hal kecil tetapi tidak hingga membenci diri sendiri.
T sangat tidak suka memanfaatkan orang lain untuk kepentingannya walaupun teman-teman T suka memanfaatkanya T untuk kepentingan mereka tapi T tidak mempermasalahkan itu dan T tidak ambil pusing selagi itu tidak menjerumuskannnya. T lebih suka memanfaatkan kemampuan yang ia miliki dengan baik dari pada harus memanfaatkan oranglain. T akan merasa gembira dengan hasil usahanya sendiri dalam mengerjakan segala hal dari T mendapat hasil yang anggun tetapi bukan hasil T sendiri. Karena berdasarkan T ilmu yang sesungguhnya yaitu ilmu yang bermanfaat bagi orang lain dan umat lainnya.
Menurut A. T anak yang manja ketika berada di dalam rumah kemudian ia juga anak yang malas dan T orang yang tergantung dengan mood. T merupakan anak yang baik, bisa menjadi pendengar yang baik, ia adik yang cerdas dan ceria. T seringkali bersikap egois dan ingin anggota keluarga mengikuti keinginannya walaupun sikap T itu tidak sering. Dan T anak yang kurang percaya diri walaupun bergotong-royong ia bisa. A sangat oke dengan semua balasan yang disampaikan oleh T terutama dalam hal kemampuan lantaran a selalu berpesan pada T lebih baik kita memanfaatkan kemampuan kita sendiri ketimbang kita memanfaatkan kemampuan orang lain lantaran






BAB  II
Deskripsi Konsep Teori

Landasan Teori
Dinamika Kepribadian
Psikoanalitik teori Karen Horney membuatkan salah satu teori yang paling populer dari neurosis. Dia percaya neurosis yang dihasilkan dari kecemasan dasar yang disebabkan oleh korelasi interpersonal. Teorinya mengusulkan bahwa taktik yang dipakai untuk mengatasi kecemasan seringkali dipakai secara berlebihan, menjadikan mereka mengambil bentuk kebutuhan.
Menurut Horney, terdapat sepuluh taktik yang merupakan konsekuensi pencarian solusi bagi korelasi yang terganggu antara anak & orangtua disebut neurotic trends atau neurotic needs, yaitu:
  • Kebutuhan neurotik akan afeksi dan pengakuan.
  • Kebutuhan neurotik akan pasangan yang sanggup mengurusi dirinya.
  • Kebutuhan neurotik untuk membatasi hidupnya secara sempit.
  • Kebutuhan neurotik akan kekuasaan.
  • Kebutuhan neurotik untuk mengeksploitasi orang lain.
  • Kebutuhan neurotik akan prestise.
  • Kebutuhan neurotik untuk dikagumi.
  • Kebutuhan neurotik untuk ambisi dan berprestasi.
  • Kebutuhan neurotik akan self-sufficiency dan kemandirian serta
  • Kebutuhan neurotik akan kesempurnaan dan ketaktercelaan.
Dalam teori psikoanalisis sosial Karen Horney mengklasifikasikan sepuluh kebutuhan menjadi tiga orientasi menghadapi dunia. Ia menyimpulkan ada 3 sikap dasar yang disebut kecenderungan neurotik dalam mengatasi konflik dasar, diantaranya :
1.      Moving Toward People ( Mendekati Orang Lain )
Proses mendekati orang lain yang mengacu kepada sebuah kebutuhan neurotik untuk melindungi diri dari perasaan ketidakberdayaan. Usaha pertama yang dilakukan yaitu mereka berusaha mendapat kasih sayang dan penerimaan dari orang lain atau mereka mencari pasangan yang besar lengan berkuasa yang bertanggung jawab terhadap hidup mereka.
Horney (1937) menjelaskan kebutuhan - kebutuhan ini sebagai “ ketergantungan yang tidak masuk akal ” (morbid dependency), sebuah konsep yang mendahului istilah “codependency”. Ini merupakan kebutuhan nomor : 1, 2, dan 3.
2.      Moving Against People ( Melawan Orang Lain )
Dalam pengadopsian taktik melawan orang lain, orang-orang neurotik yang garang cenderung menanggap orang lain tidak ramah. Sehingga, mereka sama kompulsifnya dengan orang-orang penurut, dan tingkah laris mereka juga sama-sama dipicu oleh kecemasan dasar. Daripada mendekati orang lain dengan selalu berdasarkan dan bergantung, orang-orang neuritik yang garang lebih menentukan utuk melawan orang lain dengan cara tampil besar lengan berkuasa dan kejam. Mereka termotivasi oleh impian besar lengan berkuasa untuk memeras orang lain dan memanfaatkan orang tersebut untuk kepentingan diri mereka sendiri. Ini merupakan kebutuhan nomor : 4, 5, 6, 7, dan 8.
3.      Moving Away From People ( Menjauhi Orang Lain )
Supaya sanggup megatasi konflik dasar terisolasi, beberapa orang memisahkan diri dari orang lain dan mengadopsi sebuah kecenderungan neurotik yaitu menjauhi orang lain. Strategi ini merupakan lisan dari kebutuhan akan kesendirian, kebebasan dan kemandirian. Sama menyerupai sebelumnya, masing-masing kebutuhan ini sanggup mengarah kepada tingkah laris positif, dan beberapa orang memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini dengan yang sehat. Akan tetapi, kebutuhan-kebutuhan ini menjadi neurotik ketika orang-orang berusaha untuk memenuhi kebutuhan tersebut dengan menciptakan jarak emosional antara diri mereka dan orang lain secara terus menerus. Ini merupakan kebutuhan nomor : 9 dan 10.
 

BERSAMBUNG







Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Psikologi Kepribadian 1"

Post a Comment