Contoh Sikap Organisasi

( 4 halaman )





PERILAKU ORGANISASI

Perilaku organisasi ialah merupakan ilmu wacana sikap tiap individu dan kelompok serta efek tiap individu dan kelompok terhadap organisasi, maupun sikap interaksi antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok dalam organisasi demi kemanfaatan suatu organisasi.Perilaku organisasi juga dikenal sebagai Studi wacana organisasi. Studi ini ialah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi.
Seperti halnya ilmu sosial, sikap organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap sikap pekerja. Ada tiga tingkatan analisis pada sikap organisasi, yaitu : Individu, Kelompok, Organisasi. Adapun empat unsur/elemen utama sikap organisasi antara lain: Pandangan psikologi, Pandangan ekonomi, Pandangan bahwa individu dipengaruhi hukum org dan pemimpinnya, Pandangan wacana pemfokusan kepada tuntutan manajer untuk mencapai tujuan organisasi. Unsur – unsur / elemen sikap organisasi diatas mengidentifikasi macam organisasi dilihat dari budaya organisasi tersebut, yang sanggup dikelompokkan menjadi : Organisasi formal, Organisasi Informal dan Social enviorment.

Ada empat model/framework  di dalam sikap organisasi, yang akan mensugesti operasi dari organisasi,yaitu:
  1. Autocratic : Model ini berbasis pada kekuatan, dengan orientasi managerial yang berwenang, maksudnya ialah bahwa karyawan/pegawai sangat tergantung pada pimpinan atau boss, ini menciptakan pencapaian kinerja karyawan/pegawai rendah.
  2. Custodial : Model yang berbasis pada ekonomi atau benefit, dengan orientasi pada uang, maksudnya bahwa karyawan/pegawai merasa aman, nyaman dan menerima laba sehabis berada didalam organisasi, pencapaian dalam model ini ialah passive cooperation.
  3. Supportive : Model ini berbasis akan kepemimpinan, karyawan/pegawai berorientasi pada kinerja (job performance) dan partisipasi.Karyawan/pegawai pada model ini mengejar status dan pengenalan, pencapaian kinerja sanggup dicapai dengan meningkat.
  4. Collegial : Adalah model yang menurut Partnership /persekutuan/ perseroan, dan berorientasi pada kerjasama/teamwork.Karyawan/pegawai pada model ini mempunyai bertanggung-jawab dan kesadaran berdisiplin, dalam pencapaiannya karyawan/pegawai mempunyai antusias dalam berkinerja.
Perilaku organisasi dalam beberapa jenis pendekatan administrasi :
  1. Manajemen tradisional: Tiap individu mempunyai sikap tertentu dalam tiap proses perencanaan, organisasi, penggerakan dan pengawasan. iap kelompok/unit kerja mempunyai karakteristik tertentu dalam berinteraksi di dalam maupun antar kelompok/unit kerja.
  2. Manajemen menurut target : Tiap individu atau kelompok mempunyai interest tertentu dalam memilih target kerja tiap unit dan bahkan penentuan target organisasi.
  3. Manajemen stratejik : Tiap individu atau kelompok mempunyai pandangan yang berbeda dalam menganalisa lingkungan, penentuan visi dan misi, perumusan strategi, implementasi seni administrasi maupun pengendalian strategi.
  4. Manajemen mutu terpadu : Tiap individu atau kelompok mempunyai tolok ukur mutu yang berbeda dan mempunyai komitmen mutu yang berbeda pula..
Perilaku organisasi dikala ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai jadwal psikologi industri dan ekonomi industri pula. Bidang ini sangat besar lengan berkuasa dalam dunia bisnis dengan para praktisi menyerupai Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian akademik menjadi praktik bisnis.
Perilaku organisasi menjadi semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan banyak sekali latar belakang dan nilai budaya harus bekerja bahu-membahu secara efektif dan efisien. Namun bidang ini juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi lantaran asumsi-asumsinya yang etnosentris dan pro-kapitalis. Perilaku insan sangat berbeda antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri ialah suatu fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. Ditilik dari sifatnya, perbedaan sikap insan itu disebabkan lantaran kemampuan, kebutuhan, cara berpikir untuk memilih pilihan perilaku, pengalaman, dan reaksi affektifnya berbeda satu sama lain. Pendekatan yang sering dipergunakan untuk memahami sikap insan ialah pendekatan kognitif, reinforcement, dan psikoanalitis.

Berikut klarifikasi ketiga pendekatan tersebut dilihat dari; penekanannya, penyebab timbulnya perilaku, prosesnya, kepentingan masa kemudian di dalam memilih perilaku, tingkat kesadaran, dan data yang dipergunakan.
  1. Penekanan. Pendekatan kognitif menekankan mental internal menyerupai berpikir dan menimbang. Penafsiran individu wacana lingkungan dipertimbangkan lebih penting dari lingkungan itu sendiri. Pendekatan penguatan (reinforcement) menekankan pada peranan lingkungan dalam sikap manusia. Lingkungan dipandang sebagai suatu sumber stimuli yang sanggup menghasilkan dan memperkuat respon perilaku. Pendekatan psikoanalitis menekankan peranan sistem personalitas di dalam memilih sesuatu perilaku. Lingkungan dipertimbangkan sepanjang hanya sebagai ego yang berinteraksi dengannya untuk memuaskan keinginan.
  2. Penyebab Timbulnya Perilaku. Pendekatan kognitif, sikap dikatakan timbul dari ketidakseimbangan atau ketidaksesuaian pada struktur kognitif, yang sanggup dihasilkan dari persepsi wacana lingkungan. Pendekatan reinforcement menyatakan bahwa sikap itu ditentukan oleh stimuli lingkungan baik sebelum terjadinya sikap maupun sebagai hasil dari perilaku. Menurut pendekatan psikoanalitis, sikap itu ditimbulkan oleh tegangan (tensions) yang dihasilkan oleh tidak tercapainya keinginan.
  3. Proses. Pendekatan kognitif menyatakan bahwa kognisi (pengetahuan dan pengalaman) ialah proses mental, yang saling menyempurnakan dengan struktur kognisi yang ada. Dan jawaban ketidak sesuaian (inconsistency) dalam struktur menghasilkan sikap yang sanggup mengurangi ketidak sesuaian tersebut. Pendekatan reinforcement, lingkungan yang beraksi dalam diri individu mengundang respon yang ditentukan oleh sejarah. Sifat dari reaksi lingkungan pada respon tersebut memilih kecenderungan sikap masa mendatang. Dalam pendekatan psikoanalitis, keinginan dan cita-cita dihasilkan dalam Id kemudian diproses oleh Ego dibawah pengamatan Superego.
  4. Kepentingan Masa kemudian dalam memilih Perilaku. Pendekatan kognitif tidak memperhitungkan masa kemudian (ahistoric). Pengalaman masa kemudian hanya memilih pada struktur kognitif, dan sikap ialah suatu fungsi dari pernyataan masa kini dari sistem kognitif seseorang, tanpa memperhatikan proses masuknya dalam sistem. Teori reinforcement bersifat historic. Suatu respon seseorang pada suatu stimulus tertentu ialah menjadi suatu fungsi dari sejarah lingkungannya. Menurut pendekatan psikoanalitis, masa kemudian seseorang sanggup mengakibatkan suatu penentu yang relatif penting bagi perilakunya. Kekuatan yang relatif dari Id, Ego dan Superego ditentukan oleh interaksi dan pengembangannya dimasa lalu.
  5. Tingkat dari Kesadaran. Dalam pendekatan kognitif memang ada aneka ragam tingkatan kesadaran, tetapi dalam acara mental yang sadar menyerupai mengetahui, berpikir dan memahami, dipertimbangkan sangat penting. Dalam teori reinforcement, tidak ada perbedaan antara sadar dan tidak. Biasanya aktifitas mental dipertimbangkan menjadi bentuk lain dari sikap dan tidak dihubungkan dengan kasus kekuasaan apapun. Aktifitas mental menyerupai berpikir dan berperasaan sanggup saja diikuti dengan sikap yang terbuka, tetapi bukan berarti bahwa berpikir dan berperasaan sanggup mengakibatkan terjadinya sikap terbuka. Pendekatan psikoanalitis hampir sebagian besar aktifitas mental ialah tidak sadar. Aktifitas tidak sadar dari Id dan Superego secara luas memilih perilaku.
  6. Data. Dalam pendekatan kognitif, data atas sikap, nilai, pengertian dan pengharapan intinya dikumpulkan lewat survey dan kuestioner. Pendekatan reinforcement mengukur stimuli lingkungan dan respon bahan atau fisik yang sanggup diamati, lewat observasi eksklusif atau dengan sumbangan sarana teknologi. Pendekatan psikoanalitis memakai data mulut dari keinginan, harapan, dan bukti pemfokusan dan bloking dari keinginan tersebut lewat analisa mimpi, asosiasi bebas, teknik proyektif, dan hipnotis.
Referensi:
  • Grand Design dan Road Map Reformasi Birokrasi Kemendagri
  • Biro Organisasi Kemendagri



 TERIMAKASIH .............SEMOGA BERMANFAAT

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Sikap Organisasi"

Post a Comment