Contoh Awal Perang Yom Kippur

( 10 halaman )




PENDAHULUAN


LATAR BELAKANG
Perang Yom Kippur merupakan kelanjutan dari Perang yang terjadi pada tahun 1967 antara Arab dengan Israel yang juga didukung oleh negara-negara Arab lainnya. Negara-negara Arab masih belum puas dengan kekalahan pada perang tahun 1976 yang dipimpin oleh tiga negara Mesir, Suriah, dan Yordania, akhir kekalahan ini mereka mencoba untuk mencari taktik gres untuk menghancurkan Israel dan merebut daerah klaim mereka (Daerah Sinai dan Dataran Tinggi Golan). Kemarahan bangsa Arab kembali dibangkitkan dengan perilaku Israel yang mengabaikan resolusi 242 dari PBB yang berisi Israel harus keluar dari wilayah yang didudukinya. Selanjutnya Israel pun menolak mengembalikan seluruh wilayah Arab yang didudukinya semenjak 1967 tetapi bermaksud mempertahankan beberapa daerah yang dianggapnya vital bagi keamanannya. Perang Dingin yang terjadi pada waktu itu turut mewarnai konflik ini dengan Amerika Serikat dan Uni Soviet berusaha membantu sekutu-sekutu mereka. Mesir mengharapkan pinjaman dari Uni Soviet dalam usahanya menekan Amerika Serikat yang pada dikala itu membantu Israel, tetapi Uni Soviet tidak menginginkan adanya konfrontasi dengan Amerika Serikat. Sikap Uni Soviet ibarat ini menciptakan Sadat kecewa dan hasilnya mengusir 20.000 tentara Soviet dari Mesir. Yang berujung pada kemenangan Israel pada Perang Enam Hari tersebut, sehingga Israel berhasil mendapat wilayah gres termasuk Dataran Tinggi Golan milik Suriah dan Semenanjung Sinai milik Mesir yang pada hasilnya menjadi pemicu perang Yom Kippur.
(http://www.mediaindonesia.com/read/2009/10/10/98670/77/21/Awal-Perang-Yom-Kippur)



BAB II
PEMBAHASAN

Perang Yom Kippur ialah perang yang terjadi pada tahun 1973 antara Israel melawan Mesir dan Suriah. Mesir dan Suriah berusaha merebut kembali wilayah mereka yang hilang akhir kekalahan pada Perang Enam Hari melawan Israel pada tahun 1967. Pada awal perang, pertahanan militer Israel tidak siap melawan alasannya ialah dilihat dari jumlah pun mereka kalah. Di dataran tinggi Golan, garis pertahanan Israel yang hanya berjumlah 180 tank harus berhadapan dengn 1.400 tank Suriah. Sementara itu, di kanal Suez, kurang dari 500 prajurit Israel berhadapan dengan 80 ribu prajurit Mesir.

Keadaan Saat Perang
Pada tanggal 6 Oktober 1973, pada hari Yom Kippur, hari raya Yahudi yang paling besar, ketika orang-orang Israel sedang khusyuk merayakannya, yang juga bertepatan dengan bulan Ramadan bagi ummat Islam sehingga dinamakan "Perang bulan puasa 1973", Suriah, Libya dan Mesir menyerbu Israel secara tiba-tiba. Di dataran tinggi Golan, garis pertahanan Israel yang hanya berjumlah 180 tank harus berhadapan dengan 1400 tank Suriah. Sedangkan di terusan Suez, kurang dari 500 prajurit Israel berhadapan dengan 80.000 prajurit Mesir.
Mesir mengambil pelajaran pada Perang Enam Hari pada tahun 1967 wacana lemahnya pertahanan udara sehingga dikala itu 3/4 kekuatan udara Mesir hancur total sementara Suriah masih sanggup menawarkan perlawanan. Sadar bahwa armada pesawat tempur Mesir masih banyak memakai teknologi usang dibandingkan Israel, Mesir hasilnya menerapkan taktik payung udara dengan memakai rudal dan meriam anti serangan udara bergerak yang jarak tembaknya dipadukan. Angkatan udara Israel hasilnya kewalahan bahkan banyak yang menjadi korban alasannya ialah berusaha menembus "jaring-jaring" pertahanan udara itu.
Pada permulaan perang, Israel terpaksa menarik mundur pasukannya. Tetapi sehabis memobilisasi tentara cadangan, mereka sanggup memukul tentara invasi hingga jauh di Mesir dan Suriah. Israel berhasil "menjinakkan" payung udara Mesir yang ternyata lambat dalam mengiringi gerak maju pasukkannya, dengan pribadi mengisi celah (gap) antara payung udara dengan pasukan yang sudah berada lebih jauh di depan. Akibatnya beberapa divisi Mesir terjebak bahkan kehabisan perbekalan. Sementara di front timur, Israel berhasil menahan serangan lapis baja Suriah.
Melihat Mesir mengalami kekalahan, Uni Soviet tidak tinggal diam. Melihat tindakan Uni Soviet, Amerika Serikat segera mempersiapkan kekuatannya. Kemudian, Raja Faisal bin Abdul Aziz dari Arab Saudi mengumumkan pembatasan produksi minyak. Krisis energi muncul dan negara negara industri kewalahan karena harga minyak dunia membumbung tinggi. Dua ahad sehabis perang dimulai, Dewan Keamanan PBB mengadakan rapat dan mengeluarkan resolusi 339 serta gencatan senjata dan dengan ini mencegah kekalahan total Mesir.
Secara total 2.688 tentara Israel tewas dan kurang lebih 7.000 orang cedera, 314 tentara Israel dijadikan tawanan perang dan puluhan tentara Israel hilang (17 di antaranya bahkan hingga tahun 2003 belum ditemukan). Tentara Israel kehilangan 102 pesawat tempur dan kurang lebih 800 tank. Di sisi Mesir dan Suriah 35.000 tentara tewas dan lebih dari 15.000 cedera. 8300 tentara ditawan. Angkatan Udara Mesir kehilangan 235 pesawat tempur dan Suriah 135.

Strategi  dan Pengerahan Kekuatan
Dalam Menghadapi Tank- tank Israel, satu dari tiga tentara Infanteri Mesir menyandang roket anti Tank, RPG atau Rudal Anti Tank yang sudah dipandu laser, sager. Rudal anti pesawat tempur buatan Soviet, Sam, juga digelar Mesir disepanjang perbatasan dan sewaktu- sewaktu sanggup dipindahkan sesesuai dengan daerah yang telah diduduki. Posisi pasukan Mesir yang mengalir menuju kanal Suez juga lebih menguntungkan alasannya ialah berada di ketinggian sehingga sanggup lebih leluasa melancarka gempuran ke benteng Barlev Line. Tembakan gencar dari 1000 meriam artileri, ribuan mortir dan senjata antiTank dilepaskan. Dalam waktu 15 menit pertahanan Israel di Berlev Line yang tak siap menghadapi gempuran dahsyat itupun goyah.
Gelombang serangan pasukan Tank Mesir. Yang tiba tiba – tiba itu menciptakan pasukan Tank Israel kurabg siap dan mulai terdesak. Apalagi pasuka Mesir yang terus mendesak. Maju sudah menemukan cara yang ampuh untuk meruntuhkan barikade setinggi 18 meter yang dibangun Israel. Untuk menghancurkan barikade tembok berpasir itu pasukan Zeni Mesir cukup mengerahkan kanon-kanon air bertekanan tinggi diexport dari Jerman dan bukan dengan materi peledak.
Setelah barikade pasukan pasir hancur, pasukan Israel yang kocar-kacir hasilnya menentukan mengundurkan diri menuju Gurun Sinai. Benteng barlev line pun jatuh, Mesir yang telah usang menunggu kesempatan merebut lagi Sinai segera meluncurkan Tank-Tank Amfibi dan menyeberangkan ribuan pasukan ke seberang kanal Suez kemudian terus melaju ke gurun Sinai sehingga sejauh 15 km. Gerak maju pasukan Mesir 2nd Infanteri Division dan 2nd Army sangat terbantu oleh kepiayawaian pasukan Zeni Mesir yang akan membangun jembatan apung dalam 2 jam saja diatas perairan kanal Suez. Lebih dari 1000 Tank dan 90.000 pasukan Mesir sekarang telah berada di Gurun Sinai tinggal menunggu perintah untuk melaju ke Israel.
Gempuran Mesir untuk menerobos teruasan Suez dan masuk ke Gurun yang sukses serta memicu Euforia pasukan Mesir. Seperti para Jenderal Mesir. Sebenarnya telah memperkirakan sebanyak 30.000 tentara Mesir akan tewas dalam upaya merebut kanal Suez. Tetapi pada operasi 2 hari yang gemilang itu pasukan yang gugur hanya 208 orang. Selain itu, pasukan Tank yang berada di kanal Suez sebetulnya sudah melancarkan serangan jawaban terhadap Tank-Tank dan Infanteri Mesir yang terusbergerak maju. Tetapi berkat senjata anti Tank berkomando laser, sager pasukan Mesir merontokan ratusan Tank Israel. Mendapat sergapan yang mematikan itu, pasukan Tank Israel hasilnya menentukan mundur. 2 hari pertama dalang perang Yom Kippur, pasukan Mesir benar-benar telah meraih kemenangan dengan gemilang.
Pada hari ketiga 2 brigade Tank dan satu batalyon Infanteri Israel mencoba serangan balasan. Tapi pasukan yang dipimpin oleh kolonel Adan itu terpaksa ditarik mundur alasannya ialah tak sanggup menghadapi rudal-rudal antiTank Gempuran Israel untuk mengusir pasukan tank dan Infanteri Mesir di Sinai berlangsung 9-13 Oktober. Tapi kali ini, pasukan Mesir yang dihadapi oleh Israel bukan pasukan lemah ibarat pada perang enam hari tahun 1967. Berkat senjata tempur canggih yang disuplay Uni Soviet dan pasukan terlatih, pasukan Kavaleri dan Infanteri Israel sempat dibikin babak belur. Kekuatan udara Israel yang biasanya merajai pertempuran juga dibentuk tak berkutik berkat kehadiran rudal-rudal Sam Mesir yang digelar di Sinai.
Kekuatan pasukan Mesir yang digelar di gunurun Sinai antara lain, 2nd Army (2nd, 16 tahun, 18 tahun Infanteri Division, 3rd, Mechanised division, 21st, armored division, 1st independen Infantery Brigade ) dan 3rd army (7 tahun dan 19 tahun infanteri division, 6th mechanised division, dan 4th armored division). Jika dihitung, jumlah total pasukan yang dikerahkan 800.000 personal. Sedangkan jumlah persenjataannya sekitar 2400 tank, 2400 kendaraan angkut, 1120 meriam arteleri, 690 pesawat tempur, 161 helikopter, dan 104 kapal perang.
Israel membalas, menyadarai bahwa pasukan Mesir telah menunggu perintah untuk menggilas Israel, para petinggi Israel pun segera menyusun serangan jawaban secara maksimal dengan mengerahkan senua potensi yang ada. Semua pasukan cadangan dipanggil dan unit-unit yang bertugas mengoperasikan rudal nuklir disiagakan. Pemerintah Israel memang telah memutuakan untuk memakai rudal nuklir bila pasukan Mesir hingga masuk ke sentra kota.
Operasi militer Israel menghalau pasukan Mesir itu dikenal dengan nama Operation Valid. Sesuai dengan strateginya pasukan Israel akan menghantam posisi pasukan Mesir di gurun Sinai secara pararel, front selatan, tengah dan utara. Pasukan yang dikerahikan ialah divisi lapis baja dan Infanteri. Divisi lapis baja Israel akan bertarung pribadi dengan divisi lapis baja Mesir. Sedangkan pasukan Infanteri Israel akan bertugas secara khusus yakni menghancurkan unit- unit peluncur rudal SAM dan menyerang Infanteri Mesir yang dipersanjatai RPG maupun rudal Sangger.
Panglima yang bertugas betanggung jawab untuk menghantam kekuatan pasukan Mesir di Sinai adlah Mayor Jenderal Ariel Sharoon. Sementara jumlah total kekuatan pasukan Israel meliputi 415.000 tentara, 1500 tank, 3000 kendaran angkut personel, 945 meriam arteleri, 561 pesawat tempur, 84 helikopter, dan 34 kapal perang. Semua kekuatan itu tak hanya untuk menghadapi kekuatan tanyara Mesir tapi juga Suriah.
Operation Valiant dilancarkan pada tanggal 15 oktober dinihari. Pasukan 143 armoured division yang dipimpin sendiri oleh Jenderal Sharoon menggempur posisi oasukan Mesir yang berada di Front Utara. Army Mesir segera menyambut gempuran lapis baja Israel sehingga terjadi duel kavaleri yang sangat dahsyat. Divisi kavaleri Israel yang dipimpin oleh kolonel Adan, 162 division, berhasil memukul mundur pasukan Mesir sehingga harus mundur meenuju kanal Suez untuk selanjutnya terpaksa kabur ke Mesir.
Namun, sehabis berlangsung pertempuran 24 jam, hampir semua pertahanan Mesir dijebol sehingga pasukan Israel makin mendekati kanal Suez. Tak berapa usang kemudian pasukan Israel bahkan berhasil membangun jembatan ponton yang kemudian dipakai pasukan Infanteri untuk menyebrang. Pasukan Infanteri yang telah dibekali dengan rudal antiTank M72 LAW pun dengan leluasa menyergap Tank-tank dan pangkalan rudal SAM Mesir. Jembatan ponton Israel diatas kanal Suez dibangun malam harai r antara tanggal 16-17 Oktober. Begitu rampung jembatan ponton dibentuk ternyata sanggup dilalui tank dan kendaraan berat lainnya.
Ketika pangkalan rudal SAM dan Sangger serta unit-unit lainnya berhasil dighancurkan oleh pasukan Infanteri, pasukan tank dan angkatan udara Israel bergerak maju tanpa berhasil dibendung. Tank-tank Israel ini dengan leluasa menyeberangi treusan Suez tanpa mendapat gangguan rudal lagi. Kondisi medan perang pun berubah arah. Tank-tank Mesir yang sudah tidak mendapat proteksi udara menjadi bulan-bulanan pasukan pesawat tempur Israel. Jembatan kanal Suez yang berada di sebelah utara Great Bitter Lake, possisi pasukan Israel benar-benar di atas angin, divisi divisi kavaleri pasukan Israel terus bergerak maju memasuki daerah Mesir. Uni Soviet sebagai pemasuk utama senjat Mesir turut berperang dan mengancam akan turun ke medan perang. Presiden Mesir Anwar Sadat yang semula optimis sanggup menaklukan Israel sekarang mengumpulkan semua Jenderal untuk membahas situasi terakhir. Apalagi pada tanggal 22 Oktober pasukan Kavaleri dan arteleri Israel sudah berada di sekitar 100 km dari Kairo.







 BERSAMBUNG





Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Awal Perang Yom Kippur"

Post a Comment