Pengertian Teater Tradisional Topeng dari Bali. Kemampuannya mengikuti keadaan dengan banyak sekali perubahan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat pendukungnya telah menciptakan drama tari topeng ini sampai sekarang menerima daerah yang cukup istimewa di hati masyarakat, khususnya Hindu yang ada di Bali maupun orang Bali yang ada di luar Bali. Sebelumnya perlu kiranya diketahui, seni pertunjukan mempergunakan topeng di Bali sudah berkembang semenjak zaman pemerintahan raja Jaya Pangus sekitar kala X. Dalam kumpulan prasasti Jaya Pangus ini sudah ditemui beberapa istilah-istilah seperti: atapukan yang artinya pertunjukan yang mempergunakan alat-alat epilog muka (topeng).
Definisi Teater Tradisional Topeng
Teater Tradisional Topeng yaitu merupakan tarian yang melakonkan Babad Bali ini, sanggup dilihat pada topeng keras diinspirasi style Prabangsa Pegambuhan dan topeng Arsa Wijaya mengambil style Panji. Selain itu, di Bali ditemukan beberapa buah prasasti yang memuat wacana kesenian topeng, salah satunya yaitu prasasti Bebetin (tahun 896 Masehi), yang menyebutkan pertunjukan topeng sebagai atapukan. Di samping itu keberadaan topeng juga disebutkan dalam prasasti Blantih sekiktar tahun 1059 masehi.Selain itu, ada juga prasasti wacana petopengan yaitu prasasti Ularan Plasraya. Dalam prasasti itu diceritakan wacana Pemerintahan Dalem Waturenggong di Gelgel antara tahun 1460-1550. pada masa itu Dalem Waturenggong berniat menaklukan Kerajaan Blambangan. Dikirimlah pasukan tentara di bawah pimpinan Ki Patih Ularan dan ditemani I Gusti Jelantik Pesimpangan. Dalam pertempuran tersebut Sri Dalem Juru, Raja Blambangan, kepalanya sanggup dipenggal dan Blambangan sanggup ditaklukan. Sebagai bukti telah menaklukan Blambangan dirampaslah beberapa barang, di antaranya dua buah gong, satu keropang Wayang Gambuh dan satu peti topeng.
Pada masa pemerintahan Wirya Sirikan, sekitar tahun 1879 oleh I Gusti Jelantik, topeng yang jumlahnya 21 buah itu dipindahkan ke Blahbatuh, sekarang topeng-topeng itu disimpan di Pura Penataran Topeng yang berada di Blahbatuh, Gianyar. Dari 21 buah topeng tersebut, enam di antaranya yang menggunakan canggem sebagai alat memegang, topeng itulah yang diperkirakan berasal dari Jawa, lantaran sebagin besar topeng Jawa menggunakan canggem.
Fase teater tradisional Topeng Bali
- Topeng Pajegan (Kata pajegan mengacu kepada kegiatan pedesaan masyarakat Bali agraris, yang sekarang bisa diterjemahkan dengan ”memborong”. Penari Topeng Pajegan memborong semua tugas yang ada di dalam cerita. Yang ada hanya seorang pemain, dan kisah berkembang dengan seutuhnya lewat satu pemain. Pada intinya, Topeng Pajegan yaitu ritual yang mengiringi upacara keagamaan Hindu dalam budaya Bali yang diakhiri dengan Topeng Sidakarya sebagai puncak dari ritual itu).
- Topeng Panca (Drama tari topeng yang ditarikan oleh 5 ( lima ) orang penari. Topeng ini timbul di Denpasar sekitar tahun 1915. Topeng Panca dipentaskan oleh lima orang penari. Topeng ini merupakan perkembangan dari Topeng Pajegan. Topeng Panca ini berubah menjadi Topeng Sapta, dengan tambahan penari Putri dan Condong)
- Topeng Prembon (Dramatari topeng yang sudah dikombinasikan dengan unsur drama tari Bali lainnya (biasanya dari arja) namun strukturnya patopengannya masih tetap dominan. Topeng Prembon yang menampilkan tokoh-tokoh adonan yang diambil dari Dramatari Topeng Panca dan beberapa dari dramatari Arja dan Topeng Bondres, seni pertunjukan topeng yang masih relatif muda yang lebih mengutamakan penampilan tokoh-tokoh lucu untuk menyajikan humor-humor yang segar).
Unsur Teater Tradisional Topeng
Kesenian topeng ini lahir sebagai produk budaya dari suatu masa, yang sanggup dipandang sebagai sebuah indikasi pergeseran sistem nilai dalam kehidupan garapan seni budaya. Pertunjukan dramatari topeng dibuat oleh perpaduan dari majemuk kesenian dan semuanya terpadu secara utuh, indah dan harmonis. Bentuk pertunjukannya yang kompleks ini menjadikannya sebagai pertunjukan total teater.Hal ini dikarenakan mengandung banyak sekali jenis unsur seni seperti; seni tari, seni bunyi (tembang dan monolog), seni drama (laku dan dialog), seni pantomim, seni rupa, seni sastra, dan seni musik. Ungkapan dramatiknya dilakukan lewat agresi dan dialog, sehingga penontonnya gampang menangkap maksud yang diungkapkan pemainnya.
Tokoh-tokoh utama yang terdapat dalam dramatari Topeng terdiri dari Pangelembar (topeng Keras dan topeng tua), Panasar (Kelihan – yang lebih tua, dan Cenikan yang lebih kecil), Ratu (Dalem dan Patih) dan Bondres (rakyat). Drama tari topeng yang ada di Bali, yang terus berjalan dan berkembang, berubah sejalan dengan perubahan nilai nilai artistik, sosial, dan kultural dari masyarakat Bali.
Fungsi Teater Tradisional Topeng
- Sebagai tari upacara, dikarenakan pelaksanaannya dipertunjukan pada ketika bersamaan dengan berlangsungnya proses upacara.
- Sebagai embel-embel upacara, alasannya yaitu pelaksana pertunjukannya dilaksanakan sesudah waktu pelaksanaan upacara inti.
Sumber
http://www.academia.edu/8723815/Teater_Tradisional_Bali
0 Response to "Definisi Dan Pengertian Teater Tradisional Topeng Dari Bali"
Post a Comment