Contoh Dan Klarifikasi Resume Sosiolinguistik



Oleh :

1.    Apakah yang menjadi objek material dan objek formal sosiolinguistik ? jelaskan analisa Anda dengan konsep langage, langue dan parole dari Ferdinand Saussure dan Kompetensi dan Performansi dari Chomsky ?

Menurut saya, Objek material dari sosiolinguistik yaitu bahasa, sedangkan objek formalnya yaitu fenomena bahasa yang berkaitan dengan penggunanya. Kalau kita tilik kembali pada apa yang telah dikatakan oleh Ferdinand Saussure bahwa ada tiga konsep mengenai bahasa, yakni: langange, langue dan parole. Maka kita sanggup menyimpulkan objek-objek dari sosiolinguistik.
Pertama langange, bahwa ilmu kebahasaan tidak terbatasi hanya dengan satu bahasa saja, melainkan seluruh bahasa yang dipakai insan di seluruh dunia. Karena dengan itu kita sanggup menggeneralisasikannya. Dari sini kita akan tahu bahwa dalam kajian sosiolinguistik tidak memeta-metakan bahasa satu dengan yang lain, akan tetapi lebih kepada pendalaman karekteristik serta mengambarkan kesamaan dari semua bahasa yang ada biar sanggup ditarik generalisasinya.
Kedua langue, bahwa bahasa merupakan kesepakatan yang telah dibuat oleh masyarakat ujar mengenai kumpulan bahasa yang ada pada ingatan atau otak masing-masing individu. Makara bahasa tidak hanya bersifat abstrak, akan tetapi tersimpan dalam memori penggunanya dan selanjutnya dipakai oleh masyarakat ujar yang telah menyepakati adanya bahasa tersebut.
Ketiga parole, bahwa di sini merupakan penggunaan atau implementasi dari kesepakatan yang dibuat oleh masyarakat ujar. Tidak hanya bahasa itu sendiri, melainkan waktu, kodisi ataupun daerah juga telah disepakati biar sesuai.
Dari ketiga konsep di atas, kita sanggup menyimpulkan bahwa karakteristik dari objek material maupun formal dari sosiolinguistik ini bersifat menyeluruh, mulai dari bahasa yang dicakup, kemudian proses kesepakatan dari suatu bahasa hingga dengan implementasi yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
Selain itu ada juga Kompetensi dan Performansi dari Chomsky mengenai bahasa. Kedua hal ini menjelaskan konsep dasar dari suatu bahasa dan cara penggunaannya secara konkret.
Kompetensi menjelaskan bagaimana sistem, kenyataan ataupun fenomena yang ada ini dijadikan sebuah bahasa. Prosesnya pun abstrak, lantaran terstruktur dalam otak individu. Bagaimana gramatika atau susunan bahasa terbentuk, kaidah bahasa dan lain sebagainya. Yang nantinya kompetensi ini sanggup dilihat melalui performansi atau aplikasi dari bahasa yang telah dicerna dalam otak individu.
Kompetensi ini mengukur pada penguasaan gramatika. Bagaimana interaksi antara pendengar dan pembicara sanggup berjalan sesuia kaidah kebahasaan.

2.    Bagaimanakah hakikat komunikasi bahasa dalam sosiolinguistik ketika melihat  peristiwa "komunikasi antara orang normal dengan orang yang mengalami gangguan berbahasa, contohnya bisu atau tuli,"?
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa dalam setiap komunikasi bahasa ada dua pihak yang terlibat, yaitu pengirim pesan (pembicara) dan peserta pesan (pendengar). Pembicara memberikan pesan atau gagasan kepada pendengar dengan merumuskan terlebih dahulu apa yang ingin ia sampaikan, biar nantinya si pendengar sanggup mendapatkan dengan baik dan meresponnya.
Suatu proses komunikasi memang sering kali tidak berjalan dengan baik. Misalnya ketika kita menjumpai lawan bicara yang mengalami gangguan berbahasa, menyerupai bisu atau tuli. Walaupun begitu kita sanggup berkomunikasi dengan mereka melalui kode atau isyarat-isyarat tertentu.
Dua orang yang berlainan kode ini berkomunikasi dengan isyarat, si pembicara melaksanakan kode atau isyarat, contohnya dengan menggerakan tangan atau tubuh, kemudian pendengar juga merespoin balik dengan instruksi pula. Jadi, meskipun hanya instruksi atau kode saja asal ada kesadaran di antara di antara keduanya, insiden komunikasi telah terjadi di antara keduanya.

3.    Menurut Anda apakah orang bau tanah (manula) masih dianggap mempunyai verbal repertoire ? jelaskan ! Lantas apakah orng bau tanah (manula) tersebut termasuk anggota masyarakat tutur tertentu ? jelaskan !
Menurut saya, orang bau tanah (manula) masih dianggap mempunyai verbal repertoire, lantaran walaupun rata-rata ingatan bahasa dan gramatikanya pada orang yang seusia mereka mengalami penurunan. Akan tetapi bahasa yang mereka gunakan masih sama. Dan mereka bisa menanggapi lawan bicara sesuai gramatika dan ragam yang ada pada masyarakat tuturnya.
Orang bau tanah tersebut masih termasuk anggota dari masyarakat tuturnya terdahulu, maksudnya masyarakat yang mana beliau telah memakai bahasa, ragam serta norma yang berlaku selama masa sebelum penurunan ingatannya. Dia tidak serta merta terlempar dari masyarakat tuturnya tersebut dan beralih ke dalam golongan masyarakat tutur tertentu.

4.    Bagaimana Anda menyikapi varaiasi bahasa Arab Fushah dan Ammiyah? Lantas bagaimana mengfungsikan keduanya dalam pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia?
Seperti yang telah kita ketahui, bahwa dalam bahasa arab terdapat dua variasi bahasanya, yaitu fushah dan amiyyah. Dalam praktiknya, biasanya bahasa arab fushah dipakai dalam konteks formal, contohnya dalam proses pembelajaran, program seminar atau rapat dan lain-lain. Sedangkan bahasa arab yang ammiyah dipakai dalam kehidupan biasa atau non formal.
Variasi ini biasa terjadi dalam bahasa manapun, dalam bahasa indonesia sendiri juga terdapat banyak variasi bahasanya. Hal ini disebabkan lantaran adanya keragaman sosial dan keragaman fungsi dari bahasa tersebut. Makara kita tidak usah heran mengenai bahasa arab yang mempunyai dua variasi bahasa. Karena bahasa arab dipakai oleh penduduk dari jabal thariq di afrika utara hingga ke perbatasan iran.
Dalam pembelajaran bahasa arab di indonesia, tentunya kita lebih mementingkan pendalaman bahasa arab yang fushah, lantaran variasi bahasa ini yang dipakai dalam dunia akademik. Dan sesudah dirasa cukup menguasai bahasa arab fushah, kita bisa menyuguhkan bahasa ammiyahnya. Bahasa arab ammiyah hanya sebagai selipan atau sampingan dalam pembelajaran bahasa arab.

5.    Alasan apakah yang mengakibatkan para pakar sosiolinguistik berbeda pendapat dalam menerapkan batasan bilingual, apakah di langue ataukah parole ? Jelaskan analisa Anda disertai dengan pembagian bilingual dan contoh-contoh penggunaannya dalam bahasa Arab !
Para pakar sosiolinguistik berbeda pendapat mengenai billingualisme, antara lain keberbedaan pendapat mengenai apa yang dimaksud dengan bahasa dalam billingualisme, dan apakah bahasa dalam pengertian langue, atau sebuah kode sehingga masuk dalam kategori parole.
Perbedaan pendapat itu mucul lantaran pengertian dari billingualisme yang terlampau umum, bloomfield menyatakan bahwa billingualisme yaitu kemampuan seorang penutur yang memakai dua buah bahasa yang sama baiknya. Dari pengertian tersebut memunculkan multitafsir. Karena setiap negara atau wilayah mempunyai ragam, variasi ataupun dialek yang berbeda-beda dan jikalau setiap dialek yang berbeda termasuk dalam batasan billingual, maka setiap masyarakat disebut billingual.
Hal-hal itulah yang mendasari berbeda pendapatnya para pakar sosiolinguistik mengenai billingual.
Billingual dibagi menjadi tiga, yaitu:
1)      Billingual majemuk
Yaitu kemampuan yang lebih unggul dalam satu bahasa dibandingkan bahasa yang lain. Makara kemampuan yang dimiliki penutur billingual ini hanya hebat di salah satu bahasa yang dipelajari.
Misalnya, nanie berguru bahasa arab, akan tetapi beliau belum bisa berbicara bahasa arabnya secara lancar. Maka dari itu, beliau condong lebih menguasai bahasa indonesia dari pada bahasa arab.
2)      Billingual koordinatif atau sejajar
Yaitu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam penguasaan dua bahasa sama baiknya.
Misalnya, nanie bisa bertakallum bahasa arab menyerupai halnya beliau berbicara bahasa indonesia.
3)      Billingual sub-ordinatif
Yaitu seseorang yang  mencampur bahasa lain ketika berujar.
Misalnya, nanie menyelipkan kalimah bahasa arab ketika berbicara; “hari ini ana tidak masuk ke madrasah”.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Dan Klarifikasi Resume Sosiolinguistik"

Post a Comment