Contoh Makalah Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan

Ada 17 Halaman




KATA PENGANTAR


 Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memperlihatkan kita aneka macam macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih  lagi pada kehidupan alam abadi kelak, sehingga semua impian serta harapan yang ingin kita capai menjadi lebih gampang dan penuh manfaat.

Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada  Dosen serta teman-teman sekalian yang telah membantu, baik sumbangan berupa moriil maupun materil, sehingga makalah ini terselesaikan  dalam waktu yang telah ditentukan.

Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan serta banyak kekurangan-kekurangnya, baik dari segi tata bahasa maupun dalam hal pengkonsolidasian  kepada dosen serta teman-teman sekalian, yang kadangkala hanya  menturuti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami kalau ada kritik dan saran  yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah-makah kami dilain waktu.

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau mengambil pesan yang tersirat dari judul ini ( masyarakat desa dan masyarakat kota ) sebagai pelengkap dalam menambah rujukan yang telah ada.





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB I PENDAHULUAN
         A.  Alasan pemilihan judul. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
         B.  Latar Belakang dilema . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB II PEMBAHASAN
         A.  Sekilas ihwal definisi masyarakat . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
         B.  Masyarakat desa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
         C.  Masyarakat kota . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
         D.  Perbedaan Masyarakat Kota dan Desa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
         E.  Hubungan Desa dan Kota . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
BAB III PENUTUP
A.   Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
B.   Saran-saran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
DAFTAR PUSTAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .






BAB I

PENDAHULUAN


A.  Alasan pemilihan Judul

Melihat dari aneka macam aspek yang ada, baik kita lihat secara eksklusif ataupun melalui media informasi, baik cetak maupun media elektronik, bahwa betapa fenomena hidup yang ada dipedesaan mulai mengalami pergeseran nilai, norma serta sopan santun istiadat  yang tidak lagi dihiraukan oleh banyak penduduk desa yang ingin merasa kehidupannya berubah, baik ekonomi maupun status sosialnya. Serta fenomena kehidupan perkotaan yang mempunyai motto hidup “Biar tekor asal Tersohor” menjadi sebuah gaya hidup serba boleh, walaupun itu melabrak norma-norma aturan lebih-lebih norma agama.

B.  Latar Belakang Pemilihan Judul

Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) ialah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi terbuka), dimana sebagian besar interaksi ialah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat ialah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat ialah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain). Umumnya, istilah masyarakat dipakai untuk mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Masyarakat (society) merupakan istilah yang dipakai untuk menunjukan komuniti insan yang tinggal bersama-sama. Boleh juga dikatakan masyarakat itu merupakan jaringan perhubungan antara pelbagai individu. Dari segi perlaksaan, ia bermaksud sesuatu yang dibentuk - atau tidak dibentuk - oleh kumpulan orang itu. Masyarakat merupakan subjek utama dalam pengkajian sains sosial.

Perkataan society tiba daripada bahasa Latin societas, "perhubungan baik dengan orang lain". Perkataan societas diambil dari socius yang bererti "teman", maka makna masyarakat itu ialah berkait rapat dengan apa yang dikatakan sosial. Ini bermakna telah tersirat dalam kata masyarakat bahawa ahli-ahlinya mempunyai kepentingan dan matlamat yang sama. Maka, masyarakat selalu dipakai untuk menggambarkan rakyat sesebuah negara.
Walaupun setiap masyarakat itu berbeza, namun cara ia musnah ialah selalunya sama: penipuan, pencurian, keganasan, peperangan dan juga kadangkala pembatalan etnik kalau perasaan perkauman itu timbul. Masyarakat yang gres akan muncul daripada sesiapa yang masih bersama, ataupun daripada sesiapa yang tinggal.




BAB II
PEMBAHASAN

A.   Definisi Masyarakat
Dalam Bahasa Inggris disebut  Society, asal katanya Socius yang berarti “kawan”. Kata “Masyarakat” berasal dari bahasa Arab, yaitu Syiek, artinya “bergaul”. Adanya saling bergaul ini tentu lantaran ada bentuk – bentuk akhiran  hidup, yang bukan disebabkan oleh insan sebagai pribadi melainkan oleh unsur – unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan
   
B.  Masyarakat Pedesaan (masyarakat tradisional)
a.    Pengertian desa/pedesaan
Yang dimaksud dengan desa berdasarkan Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa ialah suatu kesatuan aturan dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri
Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam kekerabatan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan tempat lain.
Sedang berdasarkan Paul H. Landis :Desa ialah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa. Dengan ciri ciri sebagai berikut :
a)    mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
b)    Ada pertalian perasaan yang sama  tentang kesukaan terhadap kebiasaan
c)   Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam ibarat : iklim, keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris ialah bersifat sambilan
Dalam kamus sosiologi kata tradisional dari bahasa Inggris, Tradition artinya Adat istiadat dan kepercayaan yang turun menurun dipelihara, dan ada beberapa pendapat yang ditinjau dari aneka macam segi bahwa, pengertian desa itu sendiri mengandung kompleksitas yang saling berkaitan satu sama lain diantara unsur-unsurnya, yang sesungguhnya desa masih dianggap sebagai standar dan pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan orisinil ibarat tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong, kepribadian dalam berpakaian, sopan santun istiadat , kesenian kehidupan moral susila dan lain-lain yang mempunyai ciri yang jelas.
Dalam UU Nomor 32 Tahun 2004 disebutkan pengertian desa sebagai kesatuan masyarakat aturan yang mempunyai batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan sopan santun istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dari defenisi tersebut, sebetulnya desa merupakan penggalan vital bagi keberadaan bangsa Indonesia. Vital lantaran desa merupakan satuan terkecil dari bangsa ini yang memperlihatkan keragaman Indonesia. Selama ini terbukti keragaman tersebut telah menjadi kekuatan penyokong bagi tegak dan eksisnya bangsa. Dengan demikian penguatan desa menjadi hal yang tak sanggup ditawar dan tak sanggup dipisahkan dari pembangunan bangsa ini secara menyeluruh.
Memang hampir semua kebijakan pemerintah yang berkenaan dengan pembangunan desa mengedepankan sederet tujuan mulia, ibarat mengentaskan rakyat miskin, mengubah wajah fisik desa, meningkatkan pendapatan dan taraf hidup masyarakat, memperlihatkan layanan social desa, hingga memperdayakan masyarakat dan menciptakan pemerintahan desa lebih modern. Sayangnya sederet tujuan tersebut mandek diatas kertas.
Karena pada kenyataannya desa sekedar dijadikan obyek pembangunan, yang manfaatnya direguk oleh actor yang melakukan pembangunan di desa tersebut : sanggup elite kabupaten, provinsi, bahkan pusat. Di desa, pembangunan fisik menjadi indicator keberhasilan pembangunan. Karena itu, Program Pengembangan Kecamatan (PPK) yang ada semenjak tahun 2000 dan secara teoritis memberi kesempatan pada desa untuk memilih arah pembangunan dengan memakai dana PPK, orientasi penggunaan dananyapun lebih untuk pembangunan fisik. Bahkan, di Sumenep (Madura), lantaran kuatnya tugas kepala desa (disana disebut klebun) dalam mengarahkan dana PPK untuk pembangunan fisik semata, istilah PPK sering dipelesetkan menjadi proyek para klebun.
 Menyimak realitas diatas, memang benar bahwa yang selama ini terjadi sesungguhnya ialah “Pembangunan di desa” dan bukan pembangunan untuk, dari dan oleh desa. Desa ialah unsur bagi tegak dan eksisnya sebuah bangsa (nation) berjulukan Indonesia.
Kalaupun derap pembangunan merupakan sebuah aktivitas yang diterapkan hingga kedesa-desa, alangkah baiknya kalau menerapkan konsep :”Membangun desa, menumbuhkan kota”. Konsep ini, meski sudah sering dilontarkan oleh banyak kalangan,
tetapi belum dituangkan ke dalam buku yang khusus dan lengkap. Inilah tantangan yang harus segera dijawab.
b.    Ciri-ciri Masyarakat desa (karakteristik)
Dalam buku Sosiologi karangan Ruman Sumadilaga spesialis Sosiologi “Talcot Parsons” menggambarkan masyarakat desa sebagai masyarakat tradisional (Gemeinschaft) yang mebngenal ciri-ciri sebagai berikut :
a.   Afektifitas ada hubungannya dengan perasaan kasih sayang, cinta , kesetiaan dan kemesraan. Perwujudannya dalam perilaku dan perbuatan  tolong menolong, menyatakan simpati terhadap petaka yang diderita orang lain  dan menolongnya tanpa pamrih.
b.    Orientasi kolektif  sifat ini merupakan konsekuensi dari Afektifitas, yaitu mereka mementingkan kebersamaan , tidak suka menonjolkan diri, tidak suka akan orang yang berbeda pendapat, pada dasarnya semua harus memperlihatkan keseragaman persamaan.
c.    Partikularisme  pada dasarnya ialah semua hal yang ada hubungannya dengan keberlakuan khusus untuk suatu tempat atau tempat tertentu. Perasaan subyektif, perasaan kebersamaan sesungguhnya yang hanya berlaku untuk kelompok tertentu saja.(lawannya Universalisme)
d.    Askripsi  yaitu bekerjasama dengan mutu atau sifat khusus yang tidak diperoleh berdasarkan suatu perjuangan yang tidak disengaja, tetapi merupakan suatu keadaan yang sudah merupakan kebiasaan atau keturunan.(lawanya prestasi).
e.    Kekabaran (diffuseness). Sesuatu yang tidak terang terutama dalam kekerabatan antara pribadi tanpa ketegasan yang dinyatakan eksplisit. Masyarakat desa memakai bahasa tidak langsung, untuk memperlihatkan sesuatu. Dari uraian tersebut (pendapat Talcott Parson) sanggup terlihat pada desa-desa yang masih murni masyarakatnya tanpa imbas dari luar.

C.  Masyarakat Perkotaan
a.   Pengertian Kota
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang majemuk ibarat pendapat beberapa andal berikut ini.
               i.       Wirth
Kota ialah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
ii.   Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya sanggup memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.         

iii.  Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum sanggup dikatakan mempunyani ciri-ciri fundamental yang sama. Pengertian kota sanggup dikenakan pada tempat atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta sanggup disebut  Kota, lantaran memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik. Marilah kini kita meminjam lagi teori Talcott Parsons mengenai tipe masyarakat kota yang diantaranya mempunyai ciri-ciri  :
a).   Netral Afektif
Masyarakat Kota memperlihatkan sifat yang lebih mementingkat Rasionalitas dan sifat rasional ini akrab hubungannya dengan konsep Gesellschaft atau Association. Mereka tidak mau mencampuradukan hal-hal yang bersifat emosional atau yang menyangkut perasaan pada umumnya dengan hal-hal yang bersifat rasional, itulah sebabnya tipe masyarakat itu disebut netral dalam perasaannya.
b).   Orientasi Diri
Manusia dengan kekuatannya sendiri harus sanggup mempertahankan dirinya sendiri, pada umumnya dikota tetangga itu bukan orang yang mempunyai kekerabatan kekeluargaan dengan kita oleh lantaran itu setiap orang dikota terbiasa hidup tanpa menggantungkan diri pada orang lain, mereka cenderung untuk individualistik.
c).   Universalisme
Berhubungan dengan semua hal yang berlaku umum, oleh lantaran itu fatwa rasional merupakan dasar yang sangat penting untuk Universalisme.
d).   Prestasi
 Mutu atau prestasi seseorang akan sanggup menimbulkan orang itu diterima  berdasarkan kepandaian atau keahlian yang dimilikinya.
e).   Heterogenitas
Masyarakat kota lebih memperlihatkan sifat Heterogen, artinya terdiri dari lebih banyak komponen dalam susunan penduduknya.
b.    Ciri-ciri masyarakat Perkotaan 
Ada beberapa ciri yang menonjol pada masyarakat perkotaan, yaitu :
               i.       Kehidupan keagamaannya berkurang, kadangkala tidak terlalu dipikirkan lantaran memang kehidupan yang cenderung kearah keduniaan saja.
              ii.       Orang kota pada umumnya sanggup mengurus dirinya sendiri tanpa harus berdantung pada orang lain (Individualisme).
            iii.       Pembagian kerja diantara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.
            iv.       Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota.
              v.       Jalan kehidupan yang cepat dikota-kota, menimbulkan pentingnya faktor waktu bagi warga kota, sehingga pembagian waktu yang teliti sangat penting, intuk sanggup mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.
            vi.       Perubahan-perubahan tampak nyata  dikota-kota, alasannya ialah kota-kota biasanya terbuka dalam mendapatkan pengaruh-pengaruh dari luar.

D.  Perbedaan antara desa dan kota
Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sesungguhnya tidak mempunyai kekerabatan dengan pengertian masyarakat sederhana, lantaran dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, niscaya ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita sanggup membedakan antara masya-rakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang kala dikatakan "berlawanan" pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut sanggup diungkapkan secara singkat berdasarkan Poplin (1972) sebagai berikut:






BERSAMBUNG



FILE TERSUSUN RAPI FORMAT DOCX (bisa di edit)
     silahkan sms langsung, file akan dikirim via email











 TERIMAKASIH .............SEMOGA BERMANFAAT

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Makalah Masyarakat Pedesaan Dan Perkotaan"

Post a Comment