Contoh Makalah Komunikasi Sosiologi Insan Sebagai Makhluk Individu

Ada 18 Halaman



ABSTRAK

Manusia ialah makhluk individu yang tidak sanggup melepaskan diri dari kekerabatan dengan sesama insan lain didalam menjalani kehidupannya.
Masyarakat ialah sekumpulan insan yang saling bertinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat sanggup mempunyai prasarana yang sanggup memungkinkan para warganya beriteraksi.
Terdapat beberapa aspek yang mengakibatkan terjadinya perubahan social di Indonesia, diantaranya ialah demokratisasi, globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. 




KATA PENGANTAR


Assalamualaikum WR. WB
            Puji syukur di panjatkan ke hadirat Ilahi Robbi, yang telah menunjukkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya sehingga makalah berjudul “Manusia Sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial” ini sanggup diselesaikan dengan baik.
            Shalawat serta salam semoga senantiasa dilimpahkan selalu kepada jungjungan Nabi Besar Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, serta ummat yang senantiasa selalu mengikuti dan melaksanakan ajarannya.
            Makalah ini membahas perihal insan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
 Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penyusunan makalah ini ialah memahami perihal hakekat pemecahan duduk kasus insan sebagai makhluk individu dan makhluk sosial.
            Terimakasih kepada orang yang terlibat pribadi dalam pembuatan makalah ini.
            “Tiada Gading Yang Tak Retak”, demikian kata pepatah. Oleh lantaran itu tegur sapa yang sifatnya membangun sangat ditunggu kehadirannya demi perbaikan penyusunan makalah yang akan datang. Akhrinya, semoga makalah ini sanggup bermanfaat umumnya bagi para pembaca.




BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

Setiap insan lahir ke dunia dengan membawa potensi masing-masing yang sanggup di kembangkan melalui proses mencar ilmu maupun pendidikan. Oleh lantaran itu insan lahir sebagai makhluk individu, mempunyai perbedaan yang khas dengan dengan insan lain. (Sapriya, 2006).
Selanjutnya hidup bermasyarakat ditandai saling gotong-royong da tolong-menolong di antara sesama warganya.kedua tindakan tersebut amat penting bagi tercapainya tujuan bersama, yakni keamanan, kenyamanan, dan kesahteraan. Gotong-royong dan tolong-menolong hanya mungkin tercapai kalau terjalin empati di antara sesama warga (Guru, 2003).
Aris tolteles beropini bahwa insan merupakan perjumlahan daripada beberapa kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja tersendiri serperti kemampuan-kemampuan vegetative yaitu makan dan berkembangbiak, kemampuan sensitive, yaitu kemampuan bergerak mengamat-amati, bergairah dan berperasaan, dan kemapuan intelektif, yaitu berkemampuan berkecerdasan. (Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran PKn SD, 2007).
Berangkat dari uraian di atas, kajian makalah ini mengungkapkan insan sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan masyarakat.

B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah penyusun kemukakan diatas, maka penyusun mengidentifikasikan beberapa pertanyaan, ialah sebagai berikut :
1.      Apa pengertian dari  individu, sosial dan masyarakat ?
2.      Apakah individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa ?
3.      Bagaimana interaksi individu dan masyarakat ?
4.      Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial dan sosialisasi ?
5.      Apa saja aspek-aspek perubahan sosial ?

C.     Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini ialah sebagai berikut :
1.         Sebagai bentuk tanggung jawab dalam memenuhi kiprah Mata Kuliah Dasar Teknologi  Informasi dan Komunikasi
2.         Mengetahui pengertian individu, individu sebagai makhluk social dan masyarakat
3.         Mengetahui pengertian individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa
4.         Mengetahui interaksi individu dan masyarakat
5.         Mengetahui pengertian interaksi sscial dan sosialisasi
6.         Mengetahui aspek-aspek perubahan sosial

D.    Prosedur Pemecahan Masalah

Makalah ini mengungkapkan perihal insan sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan masyarakat yang sejatinya sebagai insan untuk sanggup berinteraksi dengan baik sesama individu dan sebagai insan Tuhan. Oleh lantaran itu, metode yang dipakai dalam makalah ini ialah metode deskriptif yakni metode yang mempunyai tujuan pemecahan duduk kasus yang sedang berlangsung. (Sapriya, 2006)

E.     Sistematika Penulisan


Makalah ini terdiri dari tiga bab, diawali kepingan I pendahuluan dan diakhiri dengan kepingan III kesimpulan.
            Bab I Pendahuluan meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, mekanisme pemecahan masalah, dan sistematika penulisan.
            Bab II Pembahasan berisikan mengenai insan sebagai makhluk individu, makhluk sosial dan masyarakat.
            Bab III Penutup merupakan kepingan terakhir berisikan : kesimpulan.

BAB II

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU, MAKHLUK SOSIAL dan MASYARKAT

A.    Pengertian Individu, sosial dan Masyarakat

1.         Pengertian Individu

Setiap insan lahir ke dunia dengan membawa potensi masing-masing yang sanggup di kembangkan melalui proses mencar ilmu maupun pendidikan. Oleh lantaran itu insan lahir sebagai makhluk individu, mempunyai perbedaan yang khas dengan dengan insan lain, hal ini sesuai dengan Pendapat Allport menyampaikan bahwa individu berasal dari kata “individe” yang berarti tak sanggup dibagi-bagi, maksudnya bahwa insan merupakan satu kesatuan jiwa dan raga yang tak sanggup dipisah satu sama lain. Seorang insan dikatakan sebagai suatu individu apabila adanya keterpaduan antara jiwa dan raganya. Kegiatan fisik yang dilakukan insan merupakan kegiatan manifestasi dari kegiatan psikisnya. Contohnya : seseorang melaksanakan kegiatan menulis merupakan perintah dari jiwa/psikisnya untuk menyuruh fisik (dalam hal ini tangannya) untuk menulis sesuatu dengan pulpen pada kertas. Tanpa adanya keterpaduan dari kedua aspek tersebut maka insan tidak sanggup melaksanakan sesuatu secara sempurna.
Pada ketika seorang anak lahir ke dunia ini, hingga usia kanak-kanak awal (sampai umur 5 tahun) ia mulai mengenal siapa dirinya. Melalui proses sosialisasi yang dimulai dari lingkungan keluarganya ia mulia mengenal “aku”. Proses ini terus tumbuh dan berkembang hingga seorang terbentuk keperibadiannya secara untuh. (Sapriya, 2006) 
Individu berasal dari kata in dan divided. Dalam Bahasa Inggris in salah satunya mengandung pengertian tidak, sedangkan dengan divided artinya terbagi. Makara individu artinya tidak terbagi, atau suatu kesatuan yang tidak sanggup dibagi-bagi melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai insan perorangan sehingga sering dipakai sebagai sebutan “orang-seorang” atau “manusia perorangan. Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani. Dengan kemampuan rohaninya individu sanggup bekerjasama dan berfikir serta dengan pikirannya itu mengendalikan dan memimpin sesanggupan akali dan kesanggupan budi untuk mengatasi segala duduk kasus dan kenyataan yang dialaminya. (Ridwan Effendi, 2006).
Pada dasarnya, setiap individu mempunyai ciri-ciri dan karakteristik yang berbeda. Perbedaan-perbedaan tersebut semakin terlihat sejalan dengan perkembangan individu. Kata perbedaan dalam istilah perbedaan individual berdasarkan Landgren ( 1980:578) merupakan suatu variasi yan terjadi, baik pada aspek fisik maupun psikologis. (Mulyani Sumantri, 2007)
Individu bukan berarti insan sebagai suatu keseluruhan yang tak sanggup dibagi melainkan sebagai suatu keseluruhan yang terbatas yaitu sebagai insan perorangan. (Abu, 2003)

2.      Pengertian individu sebagai makhluk sosial

Manusia ialah makhluk individu yang tidak sanggup melepaskan diri dari kekerabatan dengan sesama insan lain didalam menjalani kehidupannya. Berbeda dengan makhluk lainnya, menyerupai binatang misalnya, tanpa insan lainnya, maunsia akan mati. Sejak dilahirkan, insan merupakan individu yang membutuhkan individu lainnya untuk sanggup bertahan dan melangsungkan kehidupannya. Seorang bayi yang gres dilahirkan, membutuhkan seorang ibu yang sanggup memberinya, melatih belajar, bermain dan sebagainya. Selain itu, berbeda dengan binatang yang mempunyai kelengkapan fisik untuk sanggup bertahan sendiri, sedangkan insan tidak. Seperti yang dijelaskan diatas insan semenjak dilahirkan telah membutuhkan insan lainnya untuk sanggup bertahan sehingga kalau ia hidup sendiri akan mengalami gangguan kejiwaan. (Udin S. Winataputra, MATERI DAN PEMBELAJARAN IPS SD, 2008).

3.      Pengertian Masyarakat

Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau komunitas). Secara definitif sanggup di definisikan sebagai kelompok insan (individu) yang terdiri dari sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu kawasan (wilayah) tertentu baik di desa maupun di perkotaan yang telah terjadi interaksi sosial supaya anggotanya atau adanya kekerabatan sosial (social relationship) yang mempunyai norma dan nilai tertentu yan harus dipatuhi oleh semua anggotanya dan mempunyai tujuan tertentu pula. Sedangkan Selo Soemardjan (1962) mengemukakan bahwa: “Masyarakat ialah suatu wilayah kehidupan sosial yang ditandai oleh suatu derajat kekerabatan tertentu. (Sapriya, 2006).
(Soekamto, 2007) Masyarakat merupakan insan yang hidup bersama dan secara teoritis ialah dua orang yang hidup bersama.
Masyarakat ialah sekumpulan insan yang saling bertinteraksi. Suatu kesatuan masyarakat sanggup mempunyai prasarana yang sanggup memungkinkan para warganya beriteraksi. (Koentjaraningrat., 2005)
Masyarakat terdiri atas banyak sekali orang, dengan ragam Pandangan,sikap,nilai dan kepentinangan. Apabila masing-masing orang mementingkan urusannya sendiri, hidup bermasyarakat akan kacau. Hidup bermasyarakat akan lancar apabila terbina kerukunan di antara sesama warganya. Demi terciptanya kerukunan itu, harus ada perilaku saling menghargai di antara sesama warga.
Selanjutnya hidup bermasyarakat ditandai saling gotong-royong da tolong-menolong di antara sesama warganya.kedua tindakan tersebut amat penting bagi tercapainya tujuan bersama, yakni keamanan, kenyamanan, dan kesahteraan. Gotong-royong dan tolong-menolong hanya mungkin tercapai kalau terjalin empati di antara sesama warga. (Guru, 2003).
Dalam dunia masyarakat, insan diupayakan mengoptimalkan seluruh potensi dan kemampuan bermasyarakat untuk sanggup mengaktualisasikan dirinya semaksimal mungkin. Agar mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri, hak untuk diterima sebagai warga masyarakat, serta hak untuk mewujudkan kemampuannya. Disamping mempunyai hak, insan juga mempunyai kewajiban untuk menunjukkan konstribusi nyata bagi kemajuan masyarakat. (Ihat Hatimah, 2008)
Adapun unsur-unsur dari masyarakat, Mac Iver dan Page mengemukakan sebagai berikut: “(1) seperasaan, (2) sepenanggungan, dan (3) saling memerlukan”. Di samping ada beberapa tipe masyarakat setempat berdasarkan davis (1960:313) sebagai berikut: (1) jumlah penduduk, (2) luas, kekayaan dan kepadatan penduduk, (3) mempunyai fungsi khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh organisasi masyarakat yang bersangkutan. Tipe tersebut dipakai untuk membedakan jenis-jenis masyarakat yang sederhana dan modern, masyarakat pedesaan dan perkotaan. Pada masyarakat modern sering dibedakan antara masyarakat pedesaan dan perkotaan dalam bentuk “rural community” dan “urban community”.
Dalam kehidupan masyarakat pedesaan, kekerabatan yang terjalin antara anggota masyarakat lebih harmonis, mendalam dengan sistem berkehidupan berkelompok. Pekerjaan utama masyarakat biasanya terkonsentrasi pada sector pertanian. Dalam mengolah pertanian cara-cara yang dipakai masih (sangat) tradisional dan tidak efesien yang lazim disebut sebagai “subsistence farming”. Pada umumnya golongan-golongan orang-orang renta dijadikan sebagai penasehat dalam kehidupan, sehingga peranan mereka begitu penting. Masalah yang timbul kemudian ialah sulitnya mereka mengadakan perubahan-perubahan. Hal ini disebabkan Pandangan-pandangan mereka yang didasarkan pada tradisi yang kuat. Karena itu, sulit sekali untuk merubah teladan pikir, perilaku maupun tingkah laris penduduknya. Kelangkaan alat komunikasi turut mensugesti terhadap proses perubahan-perubahan yang diharapkan. Salah satu arus komunikasi yang berkembang ialah desas-desus yang bersifat negatif. Pada masyarakat perkotaan (urban community) tekanan pengertian terletak pada sifat-sifat serta ciri-ciri kehidupan yang berbeda dengan masyarakat pedesaan antara lain perbedaan dalam menilai keperluan hidup. (Sapriya, 2006).
Selanjutnya Koentjoraningrat ( 1999:32-33) menyebutkan ada 6 tipe masyarakat indonesia, yaitu sebagai berikut :
1.      Tipe masyarakat yang berkebunyang amat sederhana dengan keladi dan ubi jalar sebagai flora pokoknya dalam kombinasi dengan berburu atau meramu.
2.      Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di lading atau di sawah dengan padi sebagai flora pokok. System dasar kemasyarakatannya berupa “Komunitas petani” dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang dan mencicipi diri kepingan bawah dari suatu kebudayaan yang lebih besar, dengan suatu kepingan atas yang dianggap lebih halus dan beradab didalam masyarakat kota.
3.      Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai flora pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang sedang.
4.      Tipe masyarakat pedesaan berdasarkan bercocok tanam di ladang atau di sawah dengan padi sebagai flora pokok. Sistem dasar kemasyarakatanya berupa desa komunitas petani dengan diferensiasi dan stratifikasi sosial yang agak kompleks.
5.      Tipe masyarakat perkotaan yang mempunyai ciri-ciri pusat pemerintahan dengan sector perdangan dan industri yang lemah.
6.      Tipe masyarakat metropolitanyang mulai menyebarkan suatu sektor perdangan dan industri yang agak berarti, tetapi yang masih didominasi oleh kegiatan kehidupan pemerintah. (Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran PKn SD, 2007).

B.     Individu Sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa

Individu berasal dari kata in-dividere artinya tidak sanggup dibagi-bagikan atau sebagai sebutan bagi insan yang berdiri sendiri, insan perseorangan. Namun, individu yang dimaksud ialah insan (manusia). Aris tolteles beropini bahwa insan merupakan perjumlahan daripada beberapa kemampuan tertentu yang masing-masing bekerja tersendiri serperti kemampuan-kemampuan vegetative yaitu makan dan berkembangbiak, kemampuan sensitive, yaitu kemampuan bergerak mengamat-amati, bergairah dan berperasaan, dan kemapuan intelektif, yaitu berkemampuan berkecerdasan.
Jika insan dibelah maka akan menjadi 2 bagian, yaitu satu kepingan belahan fisik (kongkret) atau disebut juga raga atau jasmani, dan satu kepingan lagi belahan non fisik (abstrak) atau disebut jiwa atau rohani. Jasamani membutuhkan sandang, pangan dan papan. Sedangkan rohani membutuhkan sesuatu yang tidak dibutuhkan oleh jasmani, menyerupai keamanan dari rasa takut, sumbangan dari rasa ketidak adilan, dan kepercayaan atau keyakinan. (Udin S. Winataputra, Materi dan Pembelajaran PKn SD, 2007).

C.     Interaksi Individu dan Masyarakat

Dalam melangsungkan kehidupannya dan untuk memenuhi kebutuhan yang sangat kompleks, insan harus melaksanakan interaksi atau saling bekerjasama antara yang satu dengan yang lainnya. Berbicara perihal interksi, maka perlu ditelaah dulu apa bergotong-royong arti interaksi itu. Menurut hebat ilmu psikologi sosial bahwa interaksi sosial ialah saling bekerjasama antar dua insan atau lebih, dimana insan yang satu terhadap yang lain saling mempengaruhi.
Masyarakat dalam aspeknya yang dinamis, terdiri dari individu-individu dan kelompok-kelompok yang berada dalam interaksi.
Jenis yang paling umum dari proses sosial ialah interaksi sosial. Dengan interaksi sosial dimaksudkn bahwa adanya imbas timbal balik antra individu  dengan kelompok dalam upaya memecahkan masalah-masalah yang dihadapi dalam hidup sehari-hari secara bersama-sama. Dengan kata lain bahwa setiap interaksi dua arah akan menstimulir yang lain untuk mengubah tingkah laris dari orang-orang yang sedang berinteraksi
Interaksi sosial yang terjadi antara individu dan masyarakat ialah :
1.      Interaksi yang melibatkan sejumlah orang, misalnya; individu dengan individu, individu dengan grup dan grup dengan grup
2.      Adanya tingkat keintiman, contohnya ada yang bersifat primer, ada yang bersifat sekunder, ada yang bersifat gemein schaft dan ada yang bersifat gesel schaft dan dan sebagainya.
3.      Adanya proses sosial. Dalam hal ini terdapat beberapa bentuk proses social, ada yang berbentuk positif dan ada pula yang berbentuk negative. Yang posistif dinamakan integrasi atau assosiatif process, yaitu proses yang menyatukan. Sedangkan yang negative ialah dinamakan disintegrative atau disassosiatif process, yaitu proses yang memisahkan. Termasuk dalam proses yang menyatukan (integrasi) ialah ; coopratioan (koperasi), consensus (kerjasama) dan assimilation (asimilasi). Termasuk dalam proses yang memisahkan (disintregasi) adalah.; conflick ( konflik sama dengan persengketaan, competisi ( kompetisi sama dengan persaingan. Kondisi yang Nampak dalam bentuk intregasi ialah ; (1) keseluruhan anggota kelompok berkemauan untuk tetap pada kelompoknya, seakan-akan satu sama lain saling terkait, sedangkan disintregasi ialah Keadaan sebaliknya. Istilah lain yang sering dipakai dalam hal ini ialah organis dan disorganis. Organis apabila tiap anggota dalam suatu kelompok berpungsi terhadap keseluruhan kelompok, sedangkan disorganis apabila satu sama lain tidak terjadi kekerabatan lagi . (Sapriya, 2006)

D.    Interaksi Sosial Dan Sosialisasi

1.      Interaksi Sosial

kata interaksi berasal dari kata inter dan action. Interaksi social ialah kekerabatan timbale balik saling mensugesti antara individu, kelompok social, dan masyarakat.
Interaksi ialah proses dimana orang-orang berkomunikasi saling imbas mensugesti dalam pikiran dan tindakan. Seperti kita ketahui, bahwa insan dalam kehidupan sehari-hari tidaklah lepas dari hubungannsatu dengan yang lain.
Interaksi sosial antara individu terjadi manakala dua orang bertemu, interaksi dimulai pada ketika itu mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin berkelahi. Aktivitas-aktivtas semacam itu merupakan bentuk-bentuk dari interaksi social.
Interaksi antara kelompok-kelompok insan terjadi antara kelompok tersebut  sebagai kesatuan dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya. Interaksi sosial antara kelompok-kelompok terjadi antara kelompok lazim juga terjadi di dalam masyarakat. Interaksi tersebut terjadi lebih menyolok, apabila terjadi kontradiksi antara kepentingan-kepentingan kelompok. Interaksi social terjadi dengan didasari oleh faktor-faktor : imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati.
Imitasi ialah suatu proses peniruan atau meniru. Banyak prilaku kita bergotong-royong diawali dengan meniru. Pada usia kanak-kanak dan remaja kita melaksanakan peniruan. Seperti menggandakan potongan model baju, celana, model rambut, dan hal lain-lain. Dalam proses peniruan biasanya lebih terjadi dan gampang berubah, artinya proses peniruan serimgkali tidqak bertahan lama, lantaran ada model baru, maka berubah lagi pada model tersebut.
Sugesti ialah satu proses dimana seorang individu mendapatkan suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laris dari orang lain tanpa dikritik terlebih dahulu. Yang dimaksud dengan sugesti disini ialah penagruh psychis, baik yang tiba dari dirinya sendiri maupun dari orang lain, yang pada umumnya diterima tanpa adanya daya kritik.
Identifikasi dalam psikologi berarti dorongan untuk menjadi identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahirah maupun batiniah. Di sini sanggup diketahui, bahwa kekerabatan social yang berlangsung pada identifikasi ialah lebih mendalam daripada kekerabatan yang berlangsung atas proses-proses sugesti maupun imitasi.
Simpati ialah perasaan tertariknya orang yang satu terhadap orang yang lain. Simpati timbul tidak atas dasar logis rasional, melainkan berdasarkan evaluasi perasaan menyerupai juga pada proses identifikasi. Bahkan orang sanggup tiba-tiba merasa tertarik pada orang lain dengan sendirinya lantaran keseluruhan cara-cara tingkah laris menarik baginya. (Ridwan Effendi, 2006).

2.      Sosialisasi

Berger mendefinisikan sosialisasi sebagai “a process by which a child learms to be a participant member of society” yaitu suatu proses dimana seorang anak mencar ilmu menjadi seorang amggota yang berpatisipasi dalam masyarakat.
Menurut mead setiap anggota gres masyarakat harus mempelajari peranan-peranan yang ada dalam masyarakat yaitu proses yang dinamakannya pengambilan peranan (role taking). Dalam proses ini seseorang belajar  untuk mengetahui peranan yang harus dijalankannya serta peranan yang harus dijalankan orang lain. Melalui penguasaan peranan yang ada dalam masyarakat ini seseorang sanggup bertinteraksi dengan orang lain.
Siapa yang menjalankan proses sosialisasi? Dalam sosiologi kit berbicara mengenai agen-agen sosialisasi (agen socialization) atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi.
Pada awal kehidupan insan biasanya distributor sosialisasi atas orangtua dan saudara kandung. Pada masyarakat yang mengenal sistem keluarga luas (extended family) distributor sosialisasi bisa berjumlah lebih banyak dan sanggup meliputi pula nenek, paman, bibi dan sebagainya. Apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-agen sosialisasi dalam masyarakat sepadan dan tidak salin bertentangan melainkan saling mendukung maka proses sosialisasi diperlukan sanggup berjalan dengan baik. Namun dalam masyarakat yang didalamnya terdapat distributor sosialisasi dengan pesan yang bertentangan dijumpai kecenderungan bahwa warga masyarakat yang menjalani proses sosialisasi sering mengalami konflik pribadi lantaran diombang-ambingkan oleh distributor sosialisasi yang berlebihan. Seorang anak sering harus menentukan antara menaati orang renta atau mengikuti sobat (misalnya dalam hal merorok, keluar malam tanpa izin orang tua, atau penyalah gunaan narkotika), dan pilihan apapun yang diambilnya akan mempertentangkannya dengan salah satu distributor sosialisasi. Konflik pribadi pun akan terjadi manakala seseorang disosialisasi lantaran mempelajari peranan baru, dan aturan dalam proses sosialisasi ini bertentangan dengan sosialisasi yang pernah dialaminya. (Ridwan Effendi, 2006).

E.     Aspek-aspek Perubahan Sosial

Dalam Pandangan orang awam, sering terjadi kerancuan antara istilah perubahan social dengan perubahan budaya. Hal ini disebabkan adanya kenayataan bahwa setiap terjadi proses perubahan budaya menjadikan struktur dan fungsi masyarakatnya akan berubah juga sehingga kita sering menyampaikan dengan istilah perubahan social budaya. Namun demikian, para hebat ilmu social termasuk antropologi secara tegas membedakan pengertian perubahan budaya dengan perubahan social. Pada perubahan budaya, hal yang berubah itu ialah unsur-unsur budayanya, menyerupai pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan setiap kemampuan serta kebiasaan insan sebagai masyarakat. Sedangkan pada perubahan social hal yang berubah ialah struktur dan system social yang mengatur teladan kehidupan masyarakat.
Terdapat beberapa aspek yang mengakibatkan terjadinya perubahan social di Indonesia, diantaranya ialah demokratisasi, globalisasi, dan perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Secara rinci, uraian perihal hal tersebut akan dipaparkan di bawah ini.
A.             Demokratisasi
Gelombang reformasi total yang melanda kehidupan bermasyarakat dan berbangsa indonesia remaja ini telah menimbulkan banyak sekali perubahan yang fundamental segala aspek kehidupan insan yang meliputi bidang politik, ekonomi, hukum, kebudayaan dan pendidikan. Dalam system pemerintahan telah terjadi perubahan penyelenggaraan yang bersfat sentralistik yag menghilangkan inisiatif atau prakarsa, kreativitas, keseragaman baik pribadi maupun masyarakat, sekarang kita memerlukan pradigma gres yang bisa menghidupkan dan medorong serta mengaktualisasikan dan meningkatkan partisipasi masyarakat.
Kehidupan gres tersebut ialah kehidupan yang menunjukkan peluang kepada setiap orang, kelompok, organisasi, masyarakat untuk berpendapat, mengambil kepingan secara aktif sesuasi dengan kapasitasnya masing-masing namun tidak menyimpang dari aturan-aturan yang berlaku dan falsafah hidup bangsa Indonesia. Proses perubahan menyerupai itu ialah “ demokratisasi”.
B.              Globalisasi
Memasuki masa XXI insan di hadapkan pada banyak sekali tantangan yang ditandai oleh pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi, kompleksitas dan duduk kasus kesejahteraan material dan spiritual, serta perubahan social yang semakin cepat. Kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi telah mengantarkan insan memasuki gerbang kehidupan masyarakat global. Globalisasi terjadi dalam banyak sekali bidang kehidupan, sperti politik, ekonomi, budaya, dan tekhnologi.






BERSAMBUNG

 
FILE TERSUSUN RAPI FORMAT DOCX (bisa di edit)
     silahkan sms langsung, file akan dikirim via email








  TERIMAKASIH .............SEMOGA BERMANFAAT

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Contoh Makalah Komunikasi Sosiologi Insan Sebagai Makhluk Individu"

Post a Comment