Adzan dan Iqomah merupakan di antara amalan yang utama di dalam Islam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda :
“Imam sebagai penjamin dan muadzin (orang yang adzan) sebagai yang diberi amanah, maka Allah memberi petunjuk kepada para imam dan memberi ampunan untuk para muadzin”
Pengertian Adzan
Secara bahasa adzan berarti pemberitahuan atau seruan. Sebagaimana Allah SWT berfirman dalam surat At Taubah Ayat 3:
وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ
“dan ini ialah undangan dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia”
Dan makna adzan secara istilah ialah undangan yang menandai masuknya waktu shalat lima waktu dan dilafazhkan dengan lafazh-lafazh tertentu.
Hukum Adzan
Ulama berselisih pendapat perihal aturan Adzan. Sebagian ulama menyampaikan bahwa aturan azan ialah sunnah muakkad, namun pendapat yang lebih berpengaruh dalam problem ini ialah pendapat yang menyampaikan hukum adzan ialah fardu kifayah[3]. Akan tetapi perlu diingat, aturan ini hanya berlaku bagi laki-laki. Wanita tidak diwajibkan atau pun disunnahkan untuk melaksanakan adzan[4].
Syarat Adzan
1. Telah Masuk Waktu Shalat
Syarat sah adzan ialah telah masuknya waktu shalat, sehingga adzan yang dilakukan sebelum waktu solat masuk maka tidak sah.
2. Berniat adzan
Hendaknya seseorang yang akan adzan berniat di dalam hatinya bahwa ia akan melaksanakan adzan dengan tulus untuk Allah semata.
3. Dikumandangkan dengan bahasa arab
Menurut sebagian ulama, tidak sah adzan kalau memakai bahasa selain bahasa arab. Di antara ulama yang beropini demikian ialah ulama dari Madzhab Hanafiah, Hambali, dan Syafi’i.
4. Tidak ada lahn dalam pengucapan lafadz adzan yang merubah makna
Maksudnya ialah hendaknya adzan terbebas dari kesalahan-kesalahan pengucapan yang hal tersebut sanggup merubah makna adzan. Lafadz-lafadz adzan harus diucapkan dengan terang dan benar.
5. Lafadz-lafaznya diucapkan sesuai urutan
Hendaknya lafadz-lafadz adzan diucapkan sesuai urutan sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang sahih.
6. Lafadz-lafadznya diucapkan bersambung
Maksudnya ialah hendaknya antara lafazh adzan yang satu dengan yang lain diucapkan secara bersambung tanpa dipisah oleh sebuah perkataan atau pun perbuatan di luar adzan. Akan tetapi diperbolehkan berkata atau berbuat sesuatu yang sifatnya ringan menyerupai bersin.
7. Adzan diperdengarkan kepada orang yang tidak berada di kawasan muadzin
Adzan yang dikumandangkan oleh muadzin haruslah terdengar oleh orang yang tidak berada di kawasan sang muadzin melaksanakan adzan. Hal tersebut sanggup dilakukan dengan cara mengeraskan bunyi atau dengan alat pengerasa suara.
Sifat Muadzin
1. Muslim
Disyaratkan bahwa seorang muadzin haruslah seorang muslim. Tidak sah adzan dari seorang yang kafir.
2. Ikhlas hanya mengharap wajah Allah
Sepatutnya seorang muadzin melaksanakan adzan dengan niat tulus mengaharap wajah Allah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda : “Tetapkanlah seorang muadzin yang tidak mengambil upah dari adzannya itu.”
3. Adil dan amanah
Yaitu hendaklah muadzin adil dan amanah dalam waktu-waktu shalat.
4. Memiliki bunyi yang bagus
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda kepada sahabat Abdullah bin Zaid: “pergilah dan ajarkanlah apa yang kau lihat (dalam mimpi) kepada Bilal, alasannya ialah ia mempunyai bunyi yang lebih manis dari pada suaramu”
5. Mengetahui kapan waktu solat masuk
Hendaknya seorang muadzin mengetahui kapan waktu solat masuk sehingga ia sanggup mengumandangkan adzan sempurna pada awal waktu dan terhindar dari kesalahan.
Lafazh Adzan:
4x اَللهُ اَكْبَرُ
2x اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ
2x اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ
2x حَيَّ عَلَي الصَّلاَةِ
2x حَيَّ عَلَي الْفَلاَحِ
2x قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةِ
2x اَللهُ اَكْبَرُ
1x لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
Yang Dianjurkan bagi Muadzin
1. Adzan dalam keadaan suci
Hal ini menurut dalil-dalil umum yang menganjurkan biar insan dalam keadaan suci saat berdizikir (mengingat) kepada Allah.
2. Adzan dalam keadaan berdiri
Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salamdalam hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Umar : “berdiri wahai bilal! Serulah insan untuk melakukukan solat!”
3. Adzan menghadap kiblat
Menghadap kiblat artinya menghadap ke Baitullah (mekah)
4. Memasukkan jari ke dalam telinga
Ini ialah perbuatan yang biasa dilakukan oleh sahabat Bilal saat adzan.
5. Menyambung tiap dua-dua takbir
Maksudnya ialah menyambungkan kalimat Allahu akbar-allahu akbar, tidak dijeda antara keduanya.
6. Menolehkan kepala ke kanan saat mengucapakan “hayya ‘alas shalah”dan menolehkan kepala ke kiri saat mengucapakan “hayya ‘alal falah”.
7. Menambahkan “ash shalatu khairum minannaum” pada azan subuh.
Pengertian Iqamah
Iqamah secara istilah maknanya ialah pemberitahuan atau undangan bahwa sholat akan segera didirikan dengan menyebut lafazh-lafazh khusus.
Hukum Iqamah
Hukum iqamah sama dengan aturan adzan, yaitu fardu kifayah. Dan aturan ini juga tidak berlaku untuk wanita.
Sifat Iqamah
2x اَللهُ اَكْبَرُ
1x اَشْهَدُ اَنْ لاَاِلَهَ اِلاَّ اللهُ
1x اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا رَّسُوْلُ اللهِ
1x حَيَّ عَلَي الصَّلاَةِ
1x حَيَّ عَلَي الْفَلاَحِ
2x قَدْ قَامَتِ الصَّلاَةِ
2x اَللهُ اَكْبَرُ
1x لاَ اِلَهَ اِلاَّ اللهُ
Apakah yang Melaksanakan Iqamah Harus Orang yang Mengumandangkan Adzan?
Sebagian besar ulama’ menyampaikan hukumnya ialah hanya proposal dan tidak wajib, sebagaimana kebiasaan Sahabat Bilal, dia yang adzan dia pula yang iqamah. dan boleh hukumnya kalau yang adzan dan iqamah berbeda.
Demikianlah Semoga bermanfaat bagi kita semua wassalamualaikum wr. wb.
0 Response to "Lengkap Tata Cara Adzan Dan Iqomah"
Post a Comment