KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, dan hidayah-dan Taufiq-Nya sehingga Karena itu, kami sanggup menuntaskan kiprah makalah ini dengan baik. Solawat beserta salam biar selalu tercurahkan kepada Nabi agung Muhammmad SAW. Semoga kita diberi rasa cinta kepada dia dengan istiqomah melaksanakan sunnah Beliau sehingga lantaran itu kita mendapat syafa’at Beliau di Yaumul Qiyamah.
Adapun judul makalah yang telah kami susun ini yaitu “ Filsafat Ilmu”dengan materi Metafisika”. Selanjutnya, kami berharap biar dengan adanya makalah ini, kami sanggup memperlihatkan citra tentang pemahaman yang sanggup kami simpulkan dari aneka macam tumpuan yang telah kami baca, sehingga mendapatkan predikat nilai tertinggi, menjadi ilmu yang bermanfaat serta barokah.
Kemudian kami mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menuntaskan makalah ini. Terutama kepada Ibu Tutik Nurul Jannah selaku pengampu mata kuliah Filsafat Ilmu, serta kepada teman-teman yang telah menjadi keluarga keluarga bagi kami.
Akhirnya kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari semua pihak demi menunjang pengembangan keilmuan kami. Semoga makalah yang kami sajikan ini sanggup bermanfaat bagi pembaca.
Pati , 7 maret 2017
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pengetahuan gaib ( metafisika ) yaitu pengetahuan supra-rasional perihal obyek yang supra-rasional. Banyak pandangan yang telah membawa perubahan besar pada pola pikir insan dan masyarakat modern, yang mendasarkan diri pada filsafat rasionalisme dan empirisme, sehingga realitas yang dianggap nyata yaitu yang empirik, atau yang bisa dipikirkan secara rasional. Di luar semua itu, dipandang dan diyakini sebagai sesuatu yang tidak nyata. Inilah yang disebut dengan aliran intuisionisme. Intuisi merupakan pengetahuan yang didapatkan tanpa melalui proses daypikir tertentu. Intuisi bersifat personal dan tidak bisa diperdiksi. Intuisi inilah yang menjadi pengetahuan mistik.
Namun seiring perkembangan zaman, pengetahuan gaib menjadi terkesampingkan, akhir dari positivisme dan kemajuan ilmu pengetahuan maka comte pun menganjurkan pola hidup sekuler dengan cara meninggalkan hal-hal yang berbau gaib ataupun agama lantaran merupakan anakronisme yang harus ditinggalkan. Dan orang yang masih berpegang pada agama merupakan ciri orang primitip. Oleh lantaran itu, dalam makalah ini akan diuraikan perihal hakikat pengetahuan gaib ( metafisika ), struktur pengetahuan gaib ( metafisika ) dan aliran-aliran dari pengetahuan gaib ( metafisika ).
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apa hakikat pengetahuan Mistik ( Metafisika )?
2. Bagaimana struktur dari pengetahuan Mistik ( Metafisika ) ?
3. Apa saja aliran – aliran dalam Metafisika ontologi ?
C. Tujuan Pembahasan
Dalam makalah ini, terdapat beberapa tujuan, di antaranya :
1. Untuk mengetahui hakikat pengetahuan Mistik ( Metafisika ).
2. Untuk mengetahui struktur dari pengetahuan Mistik ( Metafisika ).
3. Untuk mengetahui aliran-aliran dalam Metafisika ontologi.
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Apa hakikat pengetahuan Mistik ( Metafisika )?
2. Bagaimana struktur dari pengetahuan Mistik ( Metafisika ) ?
3. Apa saja aliran – aliran dalam Metafisika ontologi ?
C. Tujuan Pembahasan
Dalam makalah ini, terdapat beberapa tujuan, di antaranya :
1. Untuk mengetahui hakikat pengetahuan Mistik ( Metafisika ).
2. Untuk mengetahui struktur dari pengetahuan Mistik ( Metafisika ).
3. Untuk mengetahui aliran-aliran dalam Metafisika ontologi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Hakikat Pengetahuan Mistik ( Metafisika )
Pengetahuan Mistik atau sering disebut dengan pengetahuan metafisika. Metafisika berasal dari akar kata ‘meta’ dan ‘fisika’. Meta berarti ‘sesudah’,’selain’,atau ‘di balik’. Fisika yang berarti ‘nyata’, atau ‘alam fisik’. Metafisika berarti ‘sesudah,’di balik yang nyata’. Dengan kata lain, metafisika yaitu cabang filsafat yang membicarakan ‘hal-hal yang berada di belakang gejala-gejala yang nyata’.
Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan perihal hal-hal yang sangat mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh Metafisika ( Mistik ) yaitu ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang sanggup diserap oleh pancaindra.
Pengertian secara umum, Mistik yaitu pengetahuan yang tidak rasional. Pengertian gaib bila dikaitkan dengan agama ialah pengetahuan ( aliran atau keyakinan ) perihal Tuhan yang diperoleh melalui meditasi atau latihan spiritual, bebas dari ketergantungan pada indera dan rasional
Aristoteles menyinggung masalah metafisika dalam karyanya perihal ‘filsafat pertama’, yang berisi hal-hal yang bersifat ghaib. Menurutnya, ilmu metafisika termasuk cabang filsafat teoretis yang membahas masalah hakikat segala sesuatu, sehingga ilmu metafisika menjadi inti filsafat.
Pengetahuan metafisika ( gaib ) yaitu pengetahuan yang tidak sanggup dipahami rasio, maksudnya relasi alasannya akhir yang terjadi tidak sanggup dipahami rasio. Pengetahuan ini kadang kala mempunyai bukti empiris tetapi kebanyakan tidak sanggup dibuktikan secara empiris.
Tafsiran paling pertama yang diberikan oleh insan terhadap alam ini yaitu bahwa terdapat wujud-wujud bersifat ghaib ( supranatural ) dan wujud ini lebih kuasa dibandingkan dengan alam nyata.
• Animisme, mengembangkan metafisika bahwa alam dan insan dikuasai oleh wujud-wujud yang bersifat ghaib dan magis. contohnya (roh-roh yang bersifat ghaib terdapat pada benda, menyerupai batu, pohon) merupakan pola kepercayaan yang berdasarkan pemikiran supernaturalisme.
• Naturalisme yaitu paham yang menolak pendapat bahwa terdapat wujud-wujud yang bersifat supernatural lantaran naturalism hanya mendapatkan pandangan yang menyatakan bahwa ada itu semata-mata realitas alam.
• Materialisme yang merupakan turunan naturalisme merupakan paham yang beropini bahwa gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh efek yang kekuatan ghaib, melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri.
B. Struktur Pengetahuan Mistik ( Metafisika )
Dilihat dari segi sifatnya gaib dibagi menjadi dua, yaitu :
Ø Mistik Biasa, kalau dalam islam, gaib biasa yaitu tasawuf, lantaran tanpa mengandung kekuatan tertentu.
Ø Mistik Magis, yaitu sesuatu yang mengandung kekuatan tertentu. Magis ini dibagi dua, yakni :
· Magis Putih, selalu erat hubungannya dengan tuhan, sehingga derma yang kuasa yang menjadi penentu. Mistik magis putih bila dicontohkan dalam Islam menyerupai mukjizat, karamah, ilmu hikmah.
· Magis Hitam, erat hubungannya dengan kekuatan setan dan roh jahat. Menurut Ibnu Khaldun penganut magis hitam mempunyai kekuatan di atas rata-rata, kekuatan mereka yang menjadikan mereka bisa melihat hal-hal ghaib dengan derma setan dan roh jahat. Contohnya menyerupai santet dan sejenisnya yang menginduk ke sihir. Jiwa-jiwa yang mempunyai kemampuan magis ini sanggup digolongkan menjadi tiga, diantaranya :
Pertama, mereka yang mempunyai kemampuan atau efek melalui kekuatan mental atau himmah. Itu disebabkan jiwa mereka telah menyatu dengan jiwa setan atau roh jahat. Para filosof menyebut mereka ini sebagai hebat sihir dan kekuatan mereka luar biasa.
Kedua, mereka yang melaksanakan efek magisnya dengan memakai adab benda-benda atau elemen-elemen yang ada di dalamnya, baik benda angkasa atau benda yang ada di bumi. Inilah yang disebut jimat-jimat yang biasa disimbolkan dalam bentuk benda-benda material atau rajah.
Ketiga,mereka yang melaksanakan efek magisnya melalui kekuatan imajinasi sehingga menjadikan aneka macam fantasi pada orang yang dipengaruhi. Kelompok ini disebut kelompok pesulap ( sya’badzah ).
C. Aliran – aliran dalam Metafisika Ontologi ( Pengetahuan Mistik )
Ontology atau kepingan metafisika yang umum, membahas segala sesuatu yang ada secara menyeluruh yang mengkaji persoalan-persoalan, menyerupai relasi kebijaksanaan dengan benda, hakikat perubahan, pengertian perihal kebebasan, dan lainnya.
Di dalam pemahaman atau pemikiran ontology sanggup ditemukan pandangan- pandangan pokok pemikiran : monoisme, dualisme, pluralisme, nikhilisme, dan agnotisisme.
a. Aliran Monoisme
paham ini menganggap bahwa hakikat yang asal dari seluruh kenyataan itu hanyalah satu saja, tidak mungkin dua. Haruslah satu hakikat saja sebagai sumber asal, baik yang asal berupa materi maupun berupa ruhani. Tidak mungkin ada hakikat masing-masing bebas dan berdiri sendiri. Istilah monoisme oleh Thomas Davidson disebut dengan block universe. Paham monoisme kemudian terbagi ke dalam dua aliran :
· Aliran materialisme, Menganggap bahwa sumber yang asal itu yaitu materi, bukan rohani. Aliran ini sering juga disebut dengan naturalisme. Menurutnya, bahwa zat mati merupakan kenyataan dan satu-satunya cara tertentu.
· Aliran idealism, citra yang benar yang tepat sesuai dengan kenyataan sebagaimana diteorikan oleh realisme merupakan sesuatu yang mustahil, sesuatu yang tidak mungkin. Karena itu, idealisme mentakrif hakikat ilmu sebagai hasil dari proses mental yang pasti bersifat subyektif. Pengetahuan bagi penganut idealisme bukan hanya merupakan citra subyektif, bukan citra obyektif perihal kenyataan. Dengan demikian, pengetahuan berdasarkan teori idealistik ini tidak memperlihatkan citra yang tepat perihal kenyataan di luar alam pikiran manusia.
Dinamakan juga spiritualisme. Idealisme berarti serba cita sedang spiritualisme berarti serba ruh, idealism diambil dari kata ‘idea’ yaitu sesuatu yang hadir dalam jiwa. Aliran ini beranggapan bahwa hakikat kenyataan yang beraneka ragam ini semua berasal dari ruh, yaitu sesuatu yang tidak terbentuk dan menempati ruang. Materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari penjelmaan ruhani.
Beberapa filosof atau tokoh yang tergolong pada aliran materialisme yaitu Thales, Anaximenes, dan Anaximandris. Tokoh atau para filosof yang hidup ratusan tahun sebelum masehi. Thales mengajarkan bahwa ‘asas permulaan dari segala sesuatu itu yaitu satu, yaitu air. Air yaitu pangkal pokok dari dasar segala-galanya. Semua benda terjadi dari air dan semuanya akan kembali kepada air pula. Berdasarkan rasio dan pengalaman yang dilihat nya sehari-hari , Thales mrnyimpulkan perihal asal terbuktinya alam ini. Sebagai orang pesisir, Thales sanggup melihat setiap hari brtapa air bahari menjadi sumber hidup. Begitu juga dengan bangsa Mesir, betapa nasib rakyat Mesir sangat bergantung pada air sungai Nil. Air sungai nil itulah yang menyuburkan tanah sepanjang yang dilaluinnya dan dimanfaatkan oleh manusia. Jika tidak ada air sungai Nil itu, negeri Mesir kembali menjadi padang pasir. Demikianlah, air laut, air sungai mengembangkan bibit kehidupan seluruh dunia. Semuanya itu air ! semuanya bersumber dari asal yang satu, air. Dengan demikian, semuanya itu satu.
Selain Thales, muncul Anaximandros (640-540 SM), yang berpandangan perihal asas pemula dari segala sesuatu yaitu hanya satu, yaitu yang tidak terbatas (to aperion). anaximandros tidak mengakui pandangan Thales yang mengemukakan bahwa asas pertama yaitu air. Sebab air tidak mungkin berada dimana-mana, di daerah kering, daerah basah, tinggi, rendah, termasuk juga api. Air yaitu hal yang terbatas. Oleh lantaran itu, anasir utama yang menyusun alam itu yaitu yang tidak terbatas.
Filosof lain yaitu Anaximenes (538-480) yang termasuk kepada aliran materialisme. Anaximenes memperlihatkan pandangan bahwa asas pemula seluruh alam semesta dengan segala isinya yaitu hawa atau udara. Bukanlah udara itu meliputi seluruh jagat raya? Begitu Anaximenes beralasan.
Aliran idealisme atau aliran spiritualisme yaitu lawan dari aliran materialisme. Menurut aliran idealisme semuanya serba cita (ideal) atau roh ( spiritual ). Aliran ini menganggap bahwa hakikat segala sesuatu yang ada berasal dari roh, yaitu sesuatu yang tidak berbentuk dan tidak menempati ruang. Menurut anggapan aliran ini, materi atau zat itu hanyalah suatu jenis dari pada penjelmaan roh tersebut. Roh yaitu sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah bayangan atau penjelmaan saja.
Aliran idealisme tumbuh dan berkembang semenjak masanya Plato. Plato yang populer dengan pandangannya mengenai ide. Ajaran inspirasi merupakan inti dan dasar seluruh filsafat Plato. Ide bagi Plato tidak sama dengan pengertian inspirasi yang dipahami oleh orang pada dikala ini. Dasar pokok pemahaman inspirasi itu dikemukakannya sebagai teori logika., kemudian meluas menjadi pandangan hidup, selanjutnya menjadi dasar umum bagi ilmu dan politik social dan bahkan meliputi pandangan agama. Pembahasan lengkap mengenai ketiga aspek ini ( teori logika, dasar umum bagi ilmu dan politik social, dan pandangan agama) telah diulas pada kepingan sebelumnya
b. Aliran Dualisme
adalah aliran yang mencoba memadukan antara dua paham yang saling bertentangan, yaitu materialisme dan idealisme. Menurut aliran dualisme materi maupun ruh sama-sama merupakan hakikat. Materi muncul bukan lantaran adanya ruh, begitu pun ruh muncul bukan lantaran materi. Akan tetapi, dalam perkembangan selanjutnya aliran ini masih mempunyai masalah dalam menghubungkan dan menyelaraskan kedua aliran tersebut.
Aliran dualisme memandang bahwa alam terdiri dari dua macam hakikat sebagai sumbernya. Aliran dualisme merupakan paham yang serba dua, yaitu antara materi dan bentuk. Menurut paham dualisme , di dalam dunia ini selalu dihadapkan kepada dua pengertian, yaitu ‘yang ada sebagi potensi’ dan ‘yang ada secara terwujud’. Keduanya yaitu sebutan yang melambangkan materi (hule) dan bentuk(eidos).
Pengertian materi dalam pandangan aliran dualisme ini tidak sama dengan pengertian materi yang dipahami kini ini. Menurut Aristoteles, materi ( hule ) yaitu dasar terakhir segala perubahan dari hal-hal yang berdiri sendiri dan unsure bersama yang terdapat di dalam segala sesuatu yang menjadi dan binasa. Materi dalam arti mutlak yaitu asas atau lapisan bawah yang paling selesai dan umum. Tiap benda yang sanggup diamati disusun dari materi. Oleh lantaran itu, materi mutlak diharapkan bagi pembentukan segala sesuatu. Di lain pihak, sanggup dijelaskan bahwa materi yaitu kenyataan yang belum terwujud, yang belum ditentukan, tetapi yang mempunyai potensi, talenta untuk menjadi terwujud atau menjadi ditentukan oleh bentuk. Padanya ada kemungkinan untuk menjadi nyata, lantaran kekuatan yang membentuknya.
Sedangkan bentuk ( eidos ) yaitu pola segala sesuatu yang tempatnya di luar dunia ini, yang berdiri sendiri, lepas dari benda yang konkret, yang yaitu penerapannya. Bagi Aristoteles, eidos yaitu asas yang berada di dalam benda yang konkret, yang secara tepat memilih jenis benda itu, yang menjadikan benda yang positif itu disebut demikian ( contohnya disebut meja, kursi, dan lain-lain ). Jadi, segala pengertian yang ada pada manusia, menyerupai meja, bangku tersebut bukanlah sesuai dengan realitas inspirasi yang berada di dunia ide, melainkan sesuai dengan jenis benda yang tampak pada benda konkret.
Demikianlah materi dan bentuk tidak sanggup dipisahkan. Materi tidak sanggup terwujud tanpa bentuk, sebaliknya bentuk tidak sanggup berada tanpa materi. Tiap benda yang sanggup diamati disusun dari bentuk dan materi.
c. Aliran Pluralisme
berpandangan bahwa segenap macam bentuk merupakan kenyataan. Pluralism bertolak dari keseluruhan dan mengakui bahwa segenap macam bentuk itu semuannyanyata. Pluralisme sebagai paham yang menyatakan bahwa kenyataan ala mini tersusun dari banyak unsure, lebih dari satu atau dua entitas.
d. aliran Nikhilisme
menyatakan bahwa dunia ini terbuka untuk kebebasan dan kreativitas manusia. Aliran ini tidak mengakui validitas alternative positif. Dlam pandangan nikhilisme, Tuhan sudah mati. Manusia bebas berkehendak dan berkreativitas.
e. Aliran Agnotisme
menganut paham bahwa insan tidak mungkin mengetahui hakikat sesuatu di balik kenyataannya. Manusia tidak mungkin mengetahui hakikat batu, air, api dan sebagainya. Sebab berdasarkan aliran ini kemampuan insan sangat terbatas dan tidak mungkin tahu apa hakikat sesuatu yang ada, baik oleh indranya maupun oleh fikirannya. Paham ini mengingkari kesanggupan insan untuk mengetahui hakikat benda, baik hakikat materi maupun hakikat ruhani.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metafisika merupakan cabang filsafat yang membicarakan perihal hal-hal yang sangat mendasar yang berada di luar pengalaman manusia. Ditinjau dari segi filsafat secara menyeluruh Metafisika ( Mistik ) yaitu ilmu yang memikirkan hakikat di balik alam nyata. Metafisika membicarakan hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata tanpa dibatasi pada sesuatu yang sanggup diserap oleh pancaindra.
Struktur pengetahuan mistik, kalau dilihat dari sifatnya terbagi menjadi dua, gaib biasa dan gaib magis, gaib magis sendiri terbagi menjadi dua yaitu gaib magis putih dan gaib magis hitam, yang masing-masing mempunyai perbedaan yang fundamental dalam segi kefilsafatannya.
Dalam pemahaman atau pemikiran ontology sanggup ditemukan pandangan- pandangan pokok pemikiran menyerupai monoisme, dualisme, pluralisme, nikhilisme, dan agnotisisme. Dan pada pengetahuan mistikpun mempunyai kegunaan-kegunaan tertentu. meski gaib lebih bersifat batiniyah, ghaib dan terkadang rasional dan empiris, tapi gaib bisa dijelaskan secara ilmiah namun melalui proses yang sangat panjang..
DAFTAR PUSTAKA
Rahardjo, Mudjia . dkk . 2009 . Filsafat Ilmu . Malang : UIN-MALANG PRESS
Susanto, A . 2011 . Filsafat Ilmu : Suatu Kajian dalam Dimensi Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis . Jakarta : Bumi Aksara
Tafsir, Ahmad . 2010 . Filsafat Ilmu . Bandung : ROSDA KARYA
0 Response to "Contoh Dan Klarifikasi Makalah Metafisika"
Post a Comment